Senin, 28 Maret 2011

PROSES AHWAL dalam tasawuf


Ahwal adalh bentuk jamak dari “Hal” yang berarti keadaan mental seperti perasaan senagn, sedih, takut dan sebagainya. Hal yang biasa disebut Ahwal ialah takut( Khauf) rendah hati (al-Tawadlu) patuh(taqwa) ikhlas (al-ikhlas) rasa berteman 9al-Uns) gembira hati( Al-Wajd) berterima kasih ( Al-Syukr). Raja’ , syauq dan mahabbah. Hal sangat berlainan dengan maqam, karena maqam sebagai proses untuk mendekatkan diri kepada tuhan dengan cara perjuangan melawan hawa nafsunya yang sangat terjal, sedangkan ahwal merupakan sebuah fadhal (keutamaan) yang diberikan tuhan dengan cara spontan tanpa adanya proses. Imam al-Ghazali mengatakan apabila seseorang sudah menetap dalam suatu maqam maka ia akan memperoleh perasaan tertentu, itulah yang disebut Ahwal.

·Khauf
Menurut al-Qusyairi, takut kepada Allah berarti takut terhadap hukumnya. Al-khauf adalah suatu sikap mental merasa takut kepada Allah karena kurang sempurna pengabdiannya atau rasa takut dan khawatir jangan sampai Allah merasa tidak senang kepadanya. Ibn Qayyim memandang khauf sebagai perasaan bersalah dalam setiap tarikan nafas. Perasaan bersalah dan adanya ketakutan dalam hati inilah yang menyebabkan orang lari menuju Allah

Raja’.....
Raja’ bermakna harapan. Al-Gazali memandang raja’ sebagai senangnya hati karena menunggu sang kekasih datang kepadanya. Sedangkan menurut al-Qusyairi raja’ adalah keterpautan hati kepada sesuatu yang diinginkannya terjadi di masa akan datang. Sementara itu, Abu Bakar al-Warraq menerangkan bahwa raja’ adalah kesenangan dari Allah bagi hati orang-orang yang takut, jika tidak karena itu akan binasalah diri mereka dan hilanglah akal mereka. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan ahli sufi diatas dapat dipahami bahwa raja’ adalah sikap optimis dalam memperoleh karunia dan nikmat Allah SWT yang disediakan bagi hambaNya yang saleh dan dalam dirinya timbul rasa optimis yang besar untuk melakukan berbagaimai terpuji dan menjauhi perbuatan yang buruk dan keji.

Syauq.........
Syauq bermakna lepasnya jiwa dan bergeloranya cinta. Para ahli sufi menyatakan bahwa syauq merupakan bagian dari mahabbah. Sehingga pengertian syauq dalam tasawuf adalah suasana kejiwaan yang menyertai mahabbah. Rasa rindu ini memancar dari kalbu karena gelora cinta yang murni. Untuk menimbulkan rasa rindu kepada Allah maka seorang salik terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan dan pengenalan terhadap Allah. Jika pengetahuan dan pengenalan terhadap Allah telah mendalam, maka hal tersebut akan menimbulkan rasa senang dan gairah. Rasa senang akan menimbulkan cinta dan akan tumbuh rasa rindu, rasa rindu untuk selalu bertemu dan bersama Allah.

Mahabbah......
Cinta (mahabbah) adalah pijakan atau dasar bagi kemuliaan hal. Seperti halnya taubat yang menjadi dasar bagi kemuliaan maqam. Al-Junaid menyebut mahabbah sebagai suatu kecenderungan hati. Artinya, hati seseorang cenderung kepada Allah;dan kepada segala sesuatu yang datang dariNya tanpa usaha

Musyahadah.....
Dalam perspektif tasawuf musyahadah berarti melihat Tuhan dengan mata hati, tanpa keraguan sedikitpun, bagaikan melihat dengan mata kepala. Hal ini berarti dalam dunia tasawuf seorang sufi dalam keadaan tertentu akan dapat melihat Tuhan dengan mata hatinya. Musyahadah dapat dikatakan merupakan tujuan akhir dari tasawuf, yakni menemukan puncak pengalaman rohani kedekatan hamba dengan Allah. Dalam pandangan al-Makki, musyahadah juga berarti bertambahnya keyakinan yang kemudian bersinar terang karena mampu menyingkap yang hadir (di dalam hati). Seorang sufi yang telah berada dalam hal musyahadah merasa seolah-olah tidak ada lagi tabir yang mengantarainya dengan Tuhannya sehingga tersingkaplah segala rahasia yang ada pada Allah

Yaqin ....
Al-yaqin berarti perpaduan antara pengetahuan yang luas serta mendalam dan rasa cinta serta rindu yang mendalam pula sehingga tertanamlah dalam jiwanya perjumpaan secara langsung dengan Tuhannya. Dalam pandangan al-Junaid yaqin adalah tetapnya ilmu di dalam hati, ia tidak berbalik, tidak berpindah dan tidak berubah. Menurut al-Sarraj yaqin adalah fondasi dan sekaligus bagian akhir dari seluruh ahwal. Dapat juga dikatakan bahwa yaqin merupakan esensi seluruh ahwal .

Muraqabah.....
Secara etimologi muraqabah berarti menjaga atau mengamati tujuan. Adapun secara terminologi muraqabah adalah salah satu sikap mental yang mengandung pengertian adanya kesadaran diri bahwa ia selalu berhadapan dengan Allah dan merasa diri diawasi oleh penciptanya.Pengertian tersebut sejalan dengan pendangan al-Qusyairi bahwa muraqabah adalah keadaan mawas diri kepada Allah dan mawas diri juga berarti adanya kesadaran sang hamba bahwa Allah senantiasa melihat dirinya.

tangga TASAWUF


Secara Harfiah maqamat berasal dari bahasa arab yang mempunyai tempat berdiri akan tetapi pada kelanjutannya oleh kalangan sufisme diartikan sebagai jalan yang sangat jauh yang harus ditempuh dalam rangka mendekatkan diri mendekatkan kepada Allah. Dalam bahasa inggris maqamat dikenal dengan Stages yang berarti tangga.

Tentang berapa tangga yang harus dilalui oleh para sufi untuk mencapai tujuan masih bersifat relatif karena ada kaitannya dengan pengalamannya para sufi. Dan diantaranya Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumudin membuat sistematika maqamat dengan taubat – sabar – faqir – zuhud – tawakal – mahabah – ma’rifat dan ridha. At Thusi menjelaskan maqamat sebagai berikut : Al Taubat – Wara – Zuhud – faqir – sabar – ridha – tawakal – ma’rifat. Al Kalabadhi (w. 990/5) di dalam kitabnya “Al taaruf Li Madzhab Ahl Tasawuf” menjelaskan ada sekitar 10 maqamat : Taubat – zuhud – sabar – faqir – dipercaya – tawadhu (rendah hati) – tawakal – ridho – mahabbah (cinta) -dan ma’rifat. Sedangkan menurut al-Sarraj Maqamat terdiri dari tujuh tingkatan yaitu taubat, wara’, zuhd, faqr, shabr, tawakkal dan ridha.

Berkaitan dengan pembahasan ini maqamat yamg akan diuraikan ialah yang telah disepakati oleh ulama’ sufi. Yakni Taubat, al-zuhud, al-wara’, faqir, Al-Shabr, Al-Tawakkal dan Ridho. Berikut ini penjelasannya.
Taubat berasal dari bahasa arab Taba, Yatubu, Tauban yang mepunyai arti kembali, akan tetapi oleh kalangan diartikan memohon ampunan atas segala dosa dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi.

Dalam Beberapa literatur telah menjadi keputusan bahwa taubat merupakan tangga yang pertama untuk mencapai kepada kedekatan tuhan, sedangkan taubat yang dimaksud oleh kalangan sufi ialah taubat yang tidak akan membawa dosa lagi, agar supaya taubat diterima oleh allah hendaklah taubat dilakukan dengan berulang-ulang, ada sebuah cerita seorang sufi dapat merasakan taubatnya diterima taubatnya ketika sudah bertaubat selama 70 kali.
Zuhud

Secara harifiah zuhud ialah menjauhkan dari sesuatu yang bersifat menduniawi, dikalangan ulama’ maupun intlektual didalam mendevinisikan zuhud mengalami perbedaan diataranya Harun Nasution mengemukakan zuhud menginggalkan keduniawian dan kematerian, sedangkatkan Imam Al-Gazali “mengurangi keinginan kepada dunia dan menjauh darinya dengan penuh kesadaran”, adapula yang mendefenisikannya dengan makna “berpalingnya hati dari kesenangan dunia dan tidak menginginkannya.

menurut al-Sarraj ada tiga kelompok zuhud :
Kelompok pemula (mubtadiin), mereka adalah orang-orang yang kosong tangannya dari harta milik, dan juga kosong kalbunya.
Kelompok para ahli hakikat tentang zuhud (mutahaqqiqun fi al-zuhd). Kelompok ini dinyatakan sebagai orang-orang yang meninggalkan kesenangan-kesenangan jiwa dari apa-apa yang ada di dunia ini, baik itu berupa pujian dan penghormatan dari manusia.
Kelompok yang mengetahui dan meyakini bahwa apapun yang ada di dunia ini adalah halal bagi mereka, namun yakin bahwa harta milik tidak membuat mereka jauh dari Allah dan tidak mengurangi sedikitpun kedudukan mereka, semuanya semata-mata karena Allah.

Maka dari itu zuhud merupakan ajaran yang sangat penting untuk menjauhi dari berbagai godaan yang bersifat menduniawi karena orang zuhud lebih mementingkan kehidupan akhirat dari pada kehidupan yang menduniawi yang bersifat sementara dan fana.

3.wara’ Secara harfiah wara’ diartikan orang yang shaleh, menjauhkan diri dari hal-hal yang dosa, pada kelanjutannya kata ini diartikan oleh kalangan sufi menjauhi dari hal yang tidak baik atau Tabu dan hal yang dianggap Syubhat ( berada diantara halal dan haram). Para sufi mempunyai keyakinan apa yang dimakan, diminum , pakaian Dll yang masih ada kaitaannya dengan haram akan mempunyai dampak pada spiritual. Karena hatinya keras dan sulit sekali akan mendapatkan hidayah dan ilham dari tuhan. Hal ini dapat dipahami pada hadist Nabi yang menyatakan makanan dan minuman menyebabkan noda hitam dalam hati manusia yang lama-kelamaan akan mengeraskan hati manusia.

4.faqir secara harfiah faqir diartikan butuh, orang yang sangat hajat atau orang yang miskin. Jika zuhud bermakna meninggalkan atau menjauhi keinginan terhadap hal-hal yang bersifat materi (keduniaan) yang sangat diinginkan maka faqr berarti mengosongkan hati dari ikatan dan keinginan terhadap apa saja selain Allah, kebutuhannya yang hakiki hanya kepada Allah semata.
Orang yang faqr bukan berarti tidak memiliki apa-apa, namun orang faqir adalah orang yang kaya akan dengan Allah semata, orang yang hanya memperkaya rohaninya dengan Allah. Orang yang bersikap faqr berarti telah membebaskan rohaninya dari ketergantungan kepada makhluk untuk memenuhi hajat hidupnya.

5.sabar

secara harfiah sabar berarti tabah akn tetapi menurut Dzun Misri ialah menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak dikehendaki allah akan tetapi teang ketika mendapatkan cobaan dan menampakkan sikap cukup walaupun kekurangan dalam hal ekonomi. Selanjutnya ibnu Atha mengatakan sabar artinya teap tabah dalam menghadapi berbagai cobaan. Dikalangan sufi sabar diartikan sabar dalam menjalankan perintah Allah dalam segala hal menjauhi larangannya dan sabar menerima cobaan yang berikan allah kepada manusia.

6.Tawakkal
Tawakkal bermakna ‘berserah diri’. Tawakkal dalam tasawuf dijadikan washilah untuk memalingkan dan menyucikan hati manusia agar tidak terikat dan tidak ingin dan memikirkan keduniaan serta apa saja selain Allah. Pada dasarnya makna atau konsep tawakkal dalam dunia tasawuf berbeda dengan konsep agama. Tawakkal menurut para sufi bersifat fatalis, menggantungkan segala sesuatu pada takdir dan kehendak Allah. Syekh Abdul Qadir Jailany menyebut dalam kitabnya bahwa semua yang menjadi ketentuan Tuhan sempurna adanya, sungguh tidak berakhlak seorang salik jika ia meminta lebih dari yang telah ditentukan Tuhan.

Jumat, 18 Maret 2011

Mengartikan Semua Bidah adalah Dolalah

Pernah saya mendengar tanya jawab tentang bid'ah,dan begitu menarik untuk saya simak.

seorang pemuda bertanya kepada seorang ustadz tentang bid'ah...

1.Apakah pengertian bid'ah itu baik secara lughot maupun secara syara'?
2.Kalau memang bid'ah itu ada yg hasanah, lalu mengapa dlm hadits disebutkan "KULLU BID'ATIN DHOLAALATUN?
3.Di dlm kitab al-Umm Imam as-Syafi'i sendiri telah menyatakan menolak ISTIHSAN dgn judul bab IBTHOLUL ISTIHSAN, lalu bagaimanakah ttg hal ini?

dan kemudian seorang ustadz menjawabnya...

Bid'ah secara lughot adalah :
كل ما أحدث واخترع بغير مثال سابق
"Segala sesuatu yg dibuat-buat atau diada-adakan tanpa ada contoh sebelumnya".
Sedangkan menurut istilah syara' menurut jumhur 'ulama selain wahabiy adalah ...:
كل ما أحدث واخترع في دين الإسلام وليس له أصل في الشرع وهو من القرآن أو الحديث أو الإجماع أو القياس
"Segala sesuatu yg dibuat-buat atau di ada-adakan di dlm agama Islam yg tdk mempunyai dasar dari syari'at Islam, yaitu dari al-Qur'an atau al-Hadits atau Ijma' atau Qiyas".
Dan kalo menurut mbah wahabiy adalah :
كل ما أحدث واخترع في دين الإسلام بغير مثال سابق عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
"Segala sesuatu yg dibuat-buat atau di ada-adakan di dlm agama Islam yg tdk ada contoh sebelumnya dari Nabi SAW".

Lah ta'rif inilah yg menjadikan org2 wahabiy menjadi blunder dan bingung..

Adapun jawaban untuk pertanyaan yg kedua :

Lafadz KULLU BID'ATIN di situ membuang kata sifat,
sebagaimana firman Allah dlm surat al-Kahfi : 79,
"KULLA SAFIINATIN"
tiap-tiap perahu, kalau seandainya lafadz Kullu di sini diartikan secara lahiriyah yg ...bermakna keseluruhan tanpa terkecuali, lalu apa gunanya Nabi Khidlir merusak perahu???
toh nantinya semua perahu akan disita oleh sang Raja yg dzolim, dan hal ini jelas tdk mungkin, sehingga para ulama ahli tafsir, semisal Imam Ibnu Jarir at-Thabari menjelaskan bahwa setelah lafadz Safiinatin itu ada kata sifat yg dibuang, taqdirnya adalah lafadz
"Sayyiatin atau Qobihatin atau yg semaknanya dgn kedua lafadz ini".
Oleh sebab itu dlm redaksi hadits di atas juga membuang kata sifat yg seperti ini, yaitu
"KULLU BID'ATIN SAYYIATIN ATAU QOBIHATIN DHOLAALATUN".

Wallahu A'lam...

namun ada pula pendapat dari para santri-santri yang menjawab...

seperti pendapat para ulama dalam mendefinidikan Bid'ah,..

1., Imam Syafi'i...mengatakan bahwa bid'ah adalah segala hal baru yg terdapat setelah masa Rasulullah SAW,dan khulafa Al-Rasidun,.
2,. Ibnu Rajab Al-Hambali,seorang fuqoha hambali,..mendefinisikan bid'ah,.ialah sebagai sesuatu yg baru yg tidak ada dasar syari'atnya,.
3,.Al-syatibi,seorang fuqoha maliki menyatakan bahwa yg disebut Bid'ah adalah sesuatu Thariqah atau metode yg diciptakan menyerupai syariat dalam ajaran Agama untuk dikerjakan sebagai ibadah kpd Allah SWT,.

dari Aspek kajian Usul fiqh,..bid'ah di klasifikasikan menjadi dua bagian,..

1,.Bid'ah meliputi segala sesuatu yg diadaadakan dalam bidang ibadah saja atau segala yg sengaja diadaadakan dalam agama yg dipandang menyamai syari'at agama,..dan mengerjakannya secara berlebih2han dlm beribadah kpd Allah SWT,..
2,..Bid'ah meliputi segala urusan yg sengaja diadadakan dlm agama,..yg yg berkaitan dngn urusan ibadah maupun urusan adat,.
sedangkan dari aspek fiqh, bid'ah adalah perbuatan tercela yg diadaadakan dan bertentangan dgn al-qur'an,sunah maupun ijmak,bida'ah inilah yg dilarang oleh ajaran agama islam,.baik berupa perkataan maupun perbuatan,..
NAMUN dlm persoalan duniawi tidak termasuk dalam pengertian ini,..
lebih jauh para ulama mengklasifikasikan bid'ah menurut bahasa menjadi dua bagian,,yakni
BID'AH HASANAH ( inovasi yg baik ) dan
BID'AH SAYYI'AH ( inovasi yg jelek),..
bid'ah hasanah diklasifikasikan lagi menjadi Bid'ah wajibah,bid'ah mandubah, dan bid'ah mubahah,..
sedangkan bid'ah sayyi'ah diklasifikasikan menjadi bid'ah makruhah dan bid'ah muhrramah..

memang semua ilmu itu harus terus dicari agar mencapai titik temu.

ada juga yang mengatakan,bahwa bid'ah telah dimulai sejak zaman Rosulullah...

Ada beberapa kebiasan yang dilakukan para sahabat berdasarkan ijtihad mereka sendiri, dan kebiasaan itu mendapat sambutan baik dari Rasulullah SAW. Bahkan pelakunya diberi kabar gembira akan masuk surga, mendapatkan rida Allah, diangkat derajatnya oleh Allah, atau dibukakan pintu-pintu langit untuknya.

Misalnya, sebagaimana digambarkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, perbuatan sahabat Bilal yang selalu melakukan shalat dua rakaat setelah bersuci. Perbuatan ini disetujui oleh Rasulullah SAW dan pelakunya diberi kabar gembira sebagai orang-­orang yang lebih dahulu masuk surga.

Contoh lain adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang sahabat Khubaib yang melakukan shalat dua rakaat sebelum beliau dihukum mati oleh kaum kafir Quraisy. Kemudian tradisi ini disetujui oleh Rasulullah SAW setahun setelah meninggalnya.

Selain itu, sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rifa'ah ibn Rafi' bahwa seorang sahabat berkata: "Rabbana lakal hamdu" (Wahai Tuhanku, untuk-Mu segala puja-puji), setelah bangkit dari ruku' dan berkata "Sami'allahu liman hamidah" (Semoga Allah mendengar siapapun yang memuji­Nya). Maka sahabat tersebut diberi kabar gembira oleh Rasulullah SAW.

Demikian juga, sebuah hadis yang diriwayatkan dalam Mushannaf Abdur Razaq dan Imam An-Nasa'i dari Ibn Umar bahwa seorang sahabat memasuki masjid di saat ada shalat jamaah. Ketika dia bergabung ke dalam shaf orang yang shalat, sahabat itu berkata: "Allahu Akbar kabira wal hamdulillah katsira wa subhanallahi bukratan wa ashilan" (Allah Mahabesar sebesar-besarnya, dan segala puji hanya bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang). Maka Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada sahabat tersebut bahwa pintu­pintu langit telah dibukakan untuknya.

Hadis lain yang diriwayatkan oleh At- Tirmidzi bahwa Rifa'ah ibn Rafi' bersin saat shalat, kemudian berkata: "Alhamdulillahi katsiran thayyiban mubarakan 'alayhi kama yuhibbu rabbuna wa yardha" (Segala puji bagi Allah, sebagaimana yang disenangi dan diridai-Nya). Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda: "Ada lebih dari tiga puluh malaikat berlomba-lomba, siapa di antara mereka yang beruntung ditu­gaskan untuk mengangkat perkataannya itu ke langit."

Demikian juga hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam An-Nasa'i dari beberapa sahabat yang duduk berzikir kepada Allah. Mereka mengungkapkan puji-pujian sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah karena diberi hidayah masuk Islam, sebagaimana mereka dianugerahi nikmat yang sangat besar berupa kebersamaan dengan Rasulullah SAW. Melihat tindakan mereka, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Jibril telah memberitahuku bahwa Allah sekarang sedang berbangga-bangga dengan mereka di hadapan para malaikat."

Dari tindakan Rasulullah SAW yang menerima perbuatan para sahabat tersebut, kita bisa menarik banyak pelajaran sebagai berikut:

1. Rasulullah SAW tidak akan menolak tindakan yang dibenarkan syariat selama para pelakunya berbuat sesuai dengan pranata so sial yang berlaku dan membawa manfaat umum. Dengan demikian, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt yang bisa dilakukan kapan saja, baik di malam maupun siang. Perbuatan ini tidak bisa disebut sebagai perbuatan yang makruh, apalagi bid'ah yang sesat.

2. Orang Islam tidak dipersoalkan karena perbuatan ibadah yang bersifat mutlak, yang tidak ditentukan waktunya dan tempatnya oleh syariat. Terbukti bahwa Rasulu1lah SAW telah membolehkan Bilal untuk melakukan shalat setiap selesai bersuci, sebagaimana menerlma perbuatan Khubaib yang shalat dua rakaat sebelum menjalani hukuman mati di tangan kaum kafir Quraisy.

3. Tindakan Nabi SAW yang membolehkan bacaan doa-doa waktu shalat, dan redaksinya dibuat sendiri oleh para shahabat, atau juga tindakan beliau yang membolehkan dikhususkannya bacaan surat-surat tertentu yang tidak secara rutin dibaca oleh beliau pada waktu shalat, tahajjud, juga doa-­doa tambahan lain. Itu menunjukkan bahwa semua perbuatan tersebut bukanlah bid'ah menurut syariat. Juga tidak bisa disebut sebagai bid'ah jika ada yang berdoa pada waktu-waktu yang mustajabah, seperti setelah shalat lima waktu, setelah adzan, setelah merapatkan barisan (dalam perang), saat turunnya hujan, dan waktu-waktu mustajabah lainnya. Begitu juga doa-doa dan puji­-pujian yang disusun oleh para ulama dan orang­ orang shalih tidak. bisa disebut sebagai bid'ah. Begitu juga zikir-zikir yang kemudian dibaca secara rutin selama isinya masih bisa dibenarkan oleh syariat.

4. Dari persetujuan Nabi SAW terhadap tindakan beberapa sahabat yang berkumpul di masjid untuk berzikir dan menyukuri nikmat dan kebaikan Al­lah Swt serta untuk membaca Al-Qur'an, dapat disimpulkan bahwa tindakan mereka mendapatkan legitimasi syariat, baik yang dilakukan dengan suara pelan ataupun dengan suara keras tanpa ada perubahan makna dan gangguan. Dan selama tindakan tersebut bersesuaian dengan kebutuhan umum dan tidak ada larangan syariat yang ditegaskan terhadapnya, maka perbuatan tersebut termasuk bentuk mendekatkan diri kepada Allah, dan bukan termasuk bid'ah menurut syariat.

padahal melakukan bid'ah itu asyik banget...

di pesantren utamanya para kyai mengajarkan berbagai ajaran bid’ah. Tidak perlu disebut-sebut lah sudah paham semuanya jenis-jenis apasaja yang dianggap bid’ah menurut konsumsi umum. Namun  apakah bid'ah itu berlaku untuk semua ibadah wajib dan sunnah bahkan bid'ah juga berlaku bagi amalan yang bukan sunah bukan pula wajib?
 
Bagi saya sih, tak menjadi pusing manakala bid’ah dijadikan sebagai stempel untuk menyerang komunitas orang-orang yang berada di pesantren. Apakah ketidakpedulian ini membawa dampak tololnya hati nurani, atau menunjukkan dangkalnya keberislaman?

Nanti dulu, jangan terburu-buru bernafsu untuk menuduh itu. Sebab para kyai dan ulama sebelumnya sejak abad 2 Hijriyah perlakuan “bid’ah-bid’ah” itu sudah berkembang. Kemudian gencar sekali di zaman sekarang ini komunitas tertentu itu mewacanakan bid’ah. Patut diduga, jika dahulu tidak seramai sekarang menurut kawan saya ada apa dibalik udang? bukan dibalik batu.

Singkat bicara, tanpa bid’ah islam tidak akan berkembang. Justru dengan bid’ah penganut islam semakin meresapi basahnya karunia Allah. Namun tanpa bid’ah akan kering dan sulit menjadi bersahaja.

Bid’ah itu justru disuruh oleh Nabi Muhammad saw, saat seorang bertanya apa kewajiban setelah shalat lima waktu maka Nabi saw menjawab “tatowwu’  yang menunjukkan shalat sunnah tanpa batasan. Mau berapa saja tanpa perlu dicontohkan Nabi. Tidak heran jika Habib Lutfi pernah ditulis oleh sebuah majalah saat wartawan bertanya: apa olahraga Habib yang paling disukai: “Olahraga saya adalah shalat tanpa membatasi rokaat’ jawab beliau.

Begitulah dengan puasa sunnah, silahkan berbid’ah dengan melakukan puasa sunnah semau dan sebanyak mungkin. Apakah puasa lima hari seminggu misalnya dicontohkan Nabi? tentu tidak! apakah puasa setahun penuh dicontohkan Rasulullah saw tentu tidak namun itu sah-sah saja, karena Nabi sudah membolehkan dengan ungkapan “tatowwu” .
 
Inti postingan sepanjang ini cuma mau bilang pada bait ini saja:
Bid’ah (sesuatu yang tidak dicontohkan Nabi saw) itu dikatakan sesat, jika berani mengubah amalan wajib seperti shalat, puasa dll. Sementara yang sunnah bid’ah dibebaskan. Artinya, meski Nabi saw tidak melakukannya, maka bid’ah dalam sunnah dibolehkan. Contoh gampangnya Shalat taraweh 23 rokaat atau 60 atau shalat sunnah mutlak 300 rokaat seperti yang dilakukan Imam Syafi’i ra atau Anda mau 100 rokaat seminggu? itu bebas meski Nabi tidak mencontohi.

Sebab dengan banyak melakuan amalan sunnah meski bid’ah (tidak dicontohkan nabi tapi hanya sunnah) berarti akan menambahkan aset  nilai pahala jika tidak mengerjakan maka tidak ada dosa.


Repotnya, jika kerancuan asal tuduh bid’ah itu dibawa-bawa hingga ke masalah amalan sunnah jadi bumerang sendiri. Contohnya shalat taraweh 23 rokaat yang dilakukan di Masjidil Haram, Mekkah, apakah ulama di sana lebih bodoh daripada di Indoensia yang mengajarkan bahwa taraweh itu hanya 8 rakaat?

Nah jadi repot sendiri kan kalau klaim bid’ah itu dibawa-bawa ke masalah yang sunnah. Karenanya janganlah ragu dan bimbang persoalan yang sudah diwacanakan oleh para ulama sejak abad 2 hijrah itu dipermasalahkan di zaman ngeblog dan nuklir ini.  
So, berbid’ahlah kepada masalah sunnah sebagaimana kalangan santri yang getol melakukan bid’ah. Karena bid’ahku bid’ah kita semua. 

Wallahu a’lam.





Senin, 07 Maret 2011

HAKEKAT KAROMAH

Karomah, bukanlah istilah yang asing di telinga kaum muslimin. Ia merupakan bagian dari agama ini. Oleh karena itu, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah meyakini adanya karomah dan sesungguhnya ia datang dari sisi Allah . Tahukah anda, apa yang dimaksud dengan Karomah?

Definisi Karomah

Karomah adalah kejadian diluar kebiasaan (tabiat manusia) yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba dalam rangka mengokohkan hamba tersebut dan agamanya. Adapun sebagian ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
- tidak memiliki pendahuluan tertentu berupa doa, bacaan, ataupun dzikir khusus;
- terjadi pada seorang hamba yang shalih, baik dia mengetahui terjadinya (karomah tersebut) ataupun tidak;
- tanpa disertai pengakuan (dari pemiliknya) sebagai seorang nabi. (Syarhu Ushulil I’tiqad 9/15 dan Syarhu Al Aqidah Al Wasithiyah 2/298 karya Asy Syaikh Ibnu Utsaimin)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Dan termasuk dari prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah ialah meyakini adanya karomah para wali dan berbagai keluarbiasaan yang Allah izinkan terjadi melalui tangan-tangan mereka baik yang berkaitan dengan ilmu, mukasyafat (mengetahui hal-hal yang tersembunyi), maupun bermacam-macam keluarbiasaan (kemampuan) atau pengaruh-pengaruh.” (Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah, hal.207).
Karomah ini tetap ada sampai akhir zaman dan lebih banyak terjadi pada umat ini daripada umat-umat sebelumnya, yang demikian itu menunjukkan keridhaan Allah terhadap hamba-Nya dan sebagai pertolongan baginya dalam urusan dunianya atau agamanya. Namun bukan berarti Allah benci terhadap orang-orang yang tidak nampak karomah padanya.
Perkara “Karomah” ini telah tsabit (ditetapkan, dikokohkan) secara nash baik di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah, bahkan juga secara kenyataan.

Kepada Siapakah Karomah ini Diberikan?
Karomah ini Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman serta bertaqwa kepada-Nya, yang disebut dengan wali Allah . Allah berfirman ketika menyebutkan tentang sifat-sifat wali-Nya (artinya):
“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Dalam ayat ini Allah mengkhabarkan tentang keadaan wali-wali-Nya dan sifat-sifat mereka, yaitu: “Orang-orang yang beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan hari akhir serta beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.”
Kemudian mereka merealisasikan keimanan mereka dengan melakukan ketakwaan dengan cara melakukan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. (Taisirul Karimir Rahman karya As Sa’di hal, 368)

Apakah wali Allah itu memiliki atribut-atribut tertentu?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan bahwa wali-wali Allah itu tidak memiliki sesuatu yang membedakan antara mereka dengan manusia lainnya dari perkara-perkara dhahir yang hukumnya mubah seperti: pakaian, potongan rambut atau kuku. Dan merekapun ada yang sebagai ahli Al Qur’an, ahli ilmu agama, ahli berperang, pedagang, pengrajin atau para petani. (Disarikan dari Majmu’ Fatawa 11/194)

Apakah wali Allah itu harus memiliki karomah?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan bahwa tidak setiap wali itu harus memiliki karomah. Bahkan, wali Allah yang tidak memiliki karomah terkadang lebih utama daripada yang memilikinya. Oleh karena itu, karomah yang terjadi di kalangan para tabi’in lebih banyak daripada yang terjadi di kalangan para sahabat, padahal para sahabat lebih tinggi derajatnya daripada para tabi’in. (Disarikan dari Majmu’ Fatawa 11/283)

Apakah setiap yang diluar kebiasaan dinamakan ‘Karomah’?
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Nashir Ar Rasyid rahimahullah memberikan suatu kesimpulan bahwa sesuatu yang diluar kebiasaan ada tiga macam:
? Mu’jizat yang terjadi pada para rasul dan nabi
? Karomah yang terjadi pada para wali Allah
? Tipuan setan yang terjadi pada wali-wali setan (Disarikan dari At Tanbihaatus Saniyyah hal. 312-313).
Sedangkan untuk mengetahui apakah itu karomah atau tipu daya setan tentu saja dengan kita mengenal sejauh mana keimanan dan ketakwaan pada masing-masing orang yang terjadi padanya keluarbiasaan (wali) tersebut. Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata: “Apabila kalian melihat seseorang berjalan diatas air atau terbang di udara maka janganlah mempercayainya dan tertipu dengannya sampai kalian mengetahui bagaimana dia dalam mengikuti (tuntunan) Rasulullah r.” (A’lamus Sunnah Al Manshurah hal. 193)
Beberapa Contoh Karomah
1. Allah berfirman (artinya): “Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrob, ia dapati makanan di sisinya, Zakaria berkata: “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?”. Maryam menjawab:” Makanan itu dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberikan rizki kepada yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS. Ali ‘Imran: 37)
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di berkata: “Ayat ini merupakan dalil akan adanya karomah para wali yang diluar kebiasaan manusia, sebagaimana yang telah mutawatir dari hadits-hadits tentang permasalahan ini. Tidak seperti orang-orang yang mengingkari adanya karomah ini.” (Taisirul Karimur Rahman, hal: 129)
2. Apa yang terjadi pada “Ashhabul Kahfi” (penghuni gua). Suatu kisah agung yang terdapat dalam surat Al Kahfi. Allah berfirman (artinya):
“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan pada mereka petunjuk.” (QS. Al Kahfi: 13). Mereka ini (Ashabul Kahfi) sebelumnya hidup di tengah-tengah masyarakat yang kafir (dengan pemerintahan yang kafir) lalu mereka lari dari masyarakat itu. Dalam rangka menyelamatkan agama mereka, kemudian Allah melindungi mereka di dalam Al Kahfi (gua yang luas yang berada di gunung).
Tatkala Allah telah selamatkan mereka di dalam gua tersebut, lalu Allah tidurkan mereka dalam waktu yang sangat panjang, disebutkan dalam ayat (artinya):
“Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (Al Kahfi:25).
3. Diantara karomah para wali yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah apa yang terjadi pada Dzul Qornain yaitu seorang raja yang shalih yang Allah nyatakan (artinya): “Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepadanya di muka bumi dan kami telah memberikan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu.” (Al Kahfi :84)
4. Diantara karomah para wali juga apa yang terjadi pada kedua orang tua seorang anak yang dibunuh oleh nabi Khidhir yang ketika itu nabi Musa mengatakan: “Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih padahal dia tidak membunuh orang lain?”, yang kemudian Khidhir menjawabnya: “Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang yang mukmin dan kami khawatir bahwa dia akan menariknya kepada kesesatan dan kekafiran.” (Al Kahfi:74)
5. Apa yang telah diriwayatkan secara mutawatir tentang berita salafus shalih dari para sahabat y, tabi’in, tabiut tabi’in dan generasi setelah mereka tentang perkara karomah yang terjadi pada diri mereka.
Perbedaan Antara Karomah Dan Perbuatan Syaithan
Ada sesuatu yang bukan mu’jizat dan juga bukan karomah, dia adalah “Al Ahwal As Syaithaniyyah” (perbuatan syaithan). Inilah yang banyak menipu kaum muslimin, dengan anggapan bahwa ia karomah, padahal justru tidak ada kaitannya dengan karomah, karena:
- Karomah datangnya dari Allah sedangkan ia jelas datangnya dari syaithan. Sebagaimana yang terjadi pada Musailamah Al Kadzdzab dan Al Aswad Al Ansyi (dua orang pendusta di zaman Rasulullah r yang mengaku sebagai nabi) dan menyampaikan perkara-perkara yang ghaib, ini jelas merupakan perbuatan syaithan.
- Demikian pula karomah para wali Allah disebabkan kuatnya keimanan dan ketaatan mereka kepada Allah . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka ia pun menjadi wali Allah .” Sedangkan perbuatan syaithan ini dikarenakan kufurnya mereka kepada Allah dengan melakukan kesyirikan-kesyirikan serta kemaksiatan kepada Allah , dan syarat-syarat tertentu yang harus ia lakukan.
- Karomah merupakan suatu pemberian dari Allah kepada hamba-Nya yang shalih dengan tanpa susah payah melakukan pendahuluan tertentu seperti bacaan-bacaan atau dzikir-dzikir khusus, berbeda dengan perbuatan syaithan, maka ini terjadi dengan susah payah setelah sebelumnya ia berbuat syirik atau maksiat kepada Allah .
- Karomah para wali tidak bisa disanggah atau dibatalkan dengan sesuatupun. Berbeda dengan perbuatan syaithan yang dapat dibatalkan dengan menyebut nama-nama Allah atau dibacakan ayat kursi atau yang semisalnya dari ayat-ayat Al Qur’an. Bahkan Syaikhul Islam menyebutkan bahwa ada seseorang yang terbang di atas udara kemudian datang seseorang dari Salafushshalih lalu dibacakan ayat kursi kepadanya maka seketika itu dia jatuh dan mati.
- Karomah tidaklah menjadikan seseorang sombong dan merasa bangga diri, justru dengan adanya karomah ini menjadikannya semakin bertaqwa kepada Allah dan semakin mensyukuri nikmat Allah . Adapun perbuatan syaithan bisa menjadikan seseorang bangga diri atau sombong dengan kemampuan yang dia miliki serta angkuh terhadap Allah , sehingga dari sini jelaslah bagi kita akan hakekat karomah dan perbuatan syaithan.
Syubhat dan Bantahannya
Disana ada beberapa kelompok yang mengingkari adanya karomah, yaitu: Jahmiyah, Mu’tazilah’ dan sebagian dari Asy’ariyah. Mereka berdalil dengan syubhat-syubhat yang dilandasi dengan akal mereka yang rendah. Mereka mengatakan: “Bahwa terjadinya karomah itu hanya merupakan perkara yang akan menjadikan kesamaran antara nabi dengan para wali dan antara wali dengan Dajjal.”
Bantahan syubhat ini (secara ringkas) adalah:
Pertama: kita yakin dengan keyakinan yang mantap bahwa karomah itu benar-benar ada, berdasarkan dalil baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah dan kenyataan yang ada (sebagaimana yang telah disebutkan diatas).
Kedua: ucapan mereka bahwa karomah dapat menjadikan kesamaran antara wali dengan seorang Nabi, justru tidaklah demikian, karena wali sama sekali tidak berkaitan dengan kenabian, dan apa yang terjadi dari karomah itu dikarenakan kuatnya keimanan dan ketakwaan dia kepada Allah dan disebabkan waro’nya.
Sedangkan kesamaran yang dikhawatirkan antara wali Allah dengan Dajjal (wali syaithan), maka sungguh dapat dilihat dari kehidupan seseorang yang terjadi padanya keluarbiasaan itu. Kemudian dilihat dari keadaannya apakah dia seorang yang shalih atau seorang yang fasiq. Demikianlah timbangan yang benar didalam menghukumi seseorang yang terjadi padanya perkara-perkara yang diluar kebiasaan manusia.
Macam-Macam Manusia Dalam Mensikapi Masalah Karomah
Pertama: Orang-orang yang mengingkari adanya karomah yaitu dari kelompok ahli bid’ah seperti Mu’tazilah, Jahmiyyah, dan sebagian dari Asy’ariyah. Dengan alasan yang telah disebutkan diatas.
Kedua: Orang-orang yang bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam menetapkan karomah yaitu dari kalangan orang-orang “Sufi” dan para “Penyembah kubur”, yang menganggap segala keluarbiasaan itu sebagai karomah, tanpa memperhatikan keadaan pelakunya atau pemiliknya.
Ketiga: Orang-orang yang mengimani serta membenarkan adanya karomah dan mereka tetapkan karomah tersebut sebagaimana yang terdapat dalam Al Quran dan As Sunnah. Mereka itu adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
(lihat syarah Al Aqidah Al Wasithiyah karya Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan, hal: 207-208)
Wallahu A’lam bish Shawab.

BELAJAR SIFAT 20 ALLAH

Ada sebagian orang yang menentang pengajian sifat 20 yang berpuluh tahun bahkan beratus tahun di pelajari oleh umat islam, mereka menentang pengajian tersebut dengan berbagai alasan yang sangat lemah sekali, karena mereka mengikuti hawa nafsu, dan bertaklid buta dengan syeikh-syeikh mereka yang sesat untuk menutupi... Aqidah Musyabbihah.




Sebagian dari alasan mereka yang menentang sifat 20 adalah sebagai berikut :

1 - Pengajian sifat 20 melahirkan orang-orang yang berakidahkan lemah, sebab berpondasikan dari filsafah Yunani.


Kita jawab : Hal ini merupakan fitnah yang besar, adanya kegoncangan dan kelamahan aqidah generasi zaman sekarang karena mereka tidak belajar aqidah yang sebenarnya termasuk didalamnya sifat 20, kalau kita lihat realiti yang ada bahkan sifat 20 lah yang telah menyelamatkan umat islam di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, negeri Fatani ( dibahagian selatan Thailand ) dari usaha pemurtadan penjajah-penjajah asing, negara-negara ini telah di jajah oleh penjajah-penjajah kafir yang inin meluaskan kekuasaan dan agama mereka, tetapi umat islam di Nusantara tetap berpedang dengan aqidah mereka, mengingat pengajian tauhid yang tiga ( Tauhid versi Wahabi ) belum mengembang di Nusantara, jadi tauhid apakah yang menjaga umat dari bahaya murtad ? tentu tauhid yang membicarakan sifat dua puluh.


2 - Aqidah sifat 20 merupakan sesuatu yang sangat berat di kaji dan menyusahkan orang islam, sehingga ada makcik-makcik ( Ibu-Ibu ) di Langkawi ( pulau di Malaysia ) yang tak laksanakan shalat tujuh puluh tahun lamanya karena tak faham sifat 20, sebab gurunya berkata kalau tak hapal sifat dua puluh shalat tak sah.

Kita jawab : Sifat dua puluh merupakan sistem pengenalan terhadap Allah s.w.t yang sangat mudah sekali, karena mengahapalnya lebih mudah dari mengahapal al-Qur`an, para sahabat Rasul telah mengapal al-Qur`an, jadi didalam al-Qur`an sendiri telah disebut sifat-sifat Allah, dengan makna lain mereka telah menghapal sifat-sifat Allah melalui al-Qur`an, jadi jika umat islam di suruh untuk mengahapal sifat 20 dengan dalil Naql ( al-Qur`an dan Hadis ) dan akal itu lebih mudah dari pada menghapal seluruh al-Qur`an.

Sifat-sifat Allah terlalu banyak sekali, baik disebutkan didalam al-Qur`an maupun didalam hadis Rasul, jadi jika umat islam di suruh untuk menghapal seluruh sifat -sifat yang ada, ini merupakan sesuatu yang memberatkan bagi umat islam, sementara pengajian sifat dua puluh memudahkan umat islam dengan menyebutkan sifat-sifat yang paling berpengaruh dari seluruh sifat-sifat yang lainnya, sebab jika sifat 20 ini tidak ada, maka sifat-sifat  yang lain pun tidak akan ada pula, sebab itulah sifat-sifat Allah syang lain itu tergantng kepada sifat 20, dengan makna jika sifat wujud Allah tidak ada maka sifat pengangampun, pemurah, penyayang dan lain-lainnya juga tidak ada, jika sifat qidam Allah tidak ada maka sifat menciptakan, memberi, kuat dan lain-lainnya juga tidak akan ada.

Sebab itulah sifat dua puluh ini sangat perlu sekali di pelajari, karena  terdiri dari inti sari aqidah yang terdapat di al-Qur`an dan al-Hadis.

Adapun cerita seorang perempuan tidak shalat selama tujuh puluh tahun di sebabkan tidak hafal sifat 20, maka ini cerita yang di ada-adakan


Allah berfirman :




إن جاء كم فاسق بنبإ فتبينوا

Artinya : Jika datang kepada kamu orang fasikyang membawa kabar hendaklah teliti dulu.


Maksudnya cerita yang di bawa oleh orang tersebut perlu di teliti benar tidaknya, dari sebanyak perjalanan saya dan sepengetahuan saya tidak pernah ada orang tinggalkan shalat disebabkan mempelajari sifat 20, alasan diatas sanat berlebihan, jika mau bercerita ceritalah perkara yang masuk akal dan yang benar, sebab lidah itu akan di pertanyakkan Allah di hari akhirat.

Saya akan sebutkan sebahagian pusat pendidian yang menjadikan sisten sifat 20 sebagai dasar didalam tauhid mereka.

1 - al-Azhar as-Syarif Mesir : Dari peringkat Menengah, atas dan perkuliyahan sifat dua puluh di pelajari di lembaga pendidikan yang tertua ini, mengeluarkan setiap tahunnya ribuan pelajar dan mahasiswa tetapi mereka tetap shalat walaupun mengaji sifat 20.

2 - Madrasah Solatiyah : Merupakan pusat pengajian yang pertma sekali di bina di Makkah menjadikan dasar pengajiannya sifat 20, mereka semua shalat dengan bagus walapun mengaji sifat 20.

3 - Madrasah Mustafawiyah Purba Baru Mandailing Sumatra Utara : merupakan pusat pendidikan yang yang sanat terkenal di Indonesia, mengeluarkan  setiap tahunnya lebih dari tujuh ratusan pelajar, mereka semua shalat walaupun mempelajari sifat 20 sama ada yang sudah hapal atau belum.

Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Tebu Ireng, pondok Lubuk Tapah ( Malaysia ), pondok Bakriyyah Pasir Putih dan banyak lagi pondok pesantren yang mempelajari sifat dua puluh di Nusantara.

Bahkan orang-orang yang mempelajari sistem tauhid tiga ( versi Wahabi ) kebanyakkannya terjatuh kepada aqidah mujassimah yang menyerupai Allah dengan makhluknya, sebab itulah Wahabi bersusah payah untuk menghilangkan tauhid sifat dua puluh, selama masih ada di bumi ini orang yang mempelajari sifat dua puluh selama itulah Wahabi yang mengangap diri mereka salafi golongan mujassimah Musyabbihah.

3 - Sifat dua puluh tidak ada pada zaman Rasulullah s.a.w dan para sahabat-sahabat yang mulia, tetapi ada setelah abad-abad yang mulia.

Kita jawab : Tidak adanya sifat dua puluh pada zaman Rasul dan sahabat bukanlah sebagai dalil untuk menolak pengajian sifat dua puluh, sebab isi dan kandungan sifat dua puluh sudah ada pada zaman Nabi dan sahabat, misalnya sifat wujud Allah, Qidam, Baqa, Mukhalafatu Lil Hawadis, Qiyamuhu Binnafsih, Wahdaniyyah, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayah, kalam adalah sifat - sifat yang di kenal oleh Nabi dan  para sahabat-sahabatnya.

Barangsiapa yang mengingkari bahwa Nabi mengetahui sifat-sifat ini berarti aqidahnya telah jauh dari aqidah islam, bagaimana boleh Nabi mengingkari Wujudnya Allah, ilmunya Allah, Baqa`nya Allah, Kalamnya Allah, sifat-sifat ini telah termuat didalam al-Qur`an dan Hadis Nabi.

Seperti Rukun shalat, Nabi tidak pernah katakan berapa rukun shalat, berapa sunnah-sunnah shalat, berapa syarat-syarat shalat, tetapi melalui al-Qur`an dan Hadis para ulama telah menyimpulkan dan menetapkan rukun-rukun shalat dari mulai bediri sampai salam, apakah perbuatan ulama-ulama tersebut suatu yang bid`ah, hal ini tidak bid`ah karena  isi dan kandungannya dari al-Qur`an dan as-Sunnah.

Saya akan perlihatkan kepada pembaca seluruh sifat-sifat yang telah ulama sebutkan sebagai sifat yang paling terpenting sekali Allah miliki, jika Allah tidak bersifat seperti itu maka Allah tidak pantas menjadi tuhan, tetapi karena dalil Naqli dan akal telah menyebutkan Allah bersifat dengan sifat dua puluh maka sah-lah Allah sebagai tuhan yang di sembah.

Berikut sifat-sifat yang sangat penting sekali :

1 - Wujud

Sifat Wujud ini mesti ada pada tuhan yang di sembah jika tidak ada maka dia tidak berhak dianggap tuhan, sementara dalil yang di petik darial-Qur`an adalah :

أفرءيتم ما تمنون ( 58 ) وأنتم تخلقونه أم نحن الخالقون ( 59 ) نحن قدرنا بينكم الموت وما نحن بمسبوقين (  60 ).الواقعة 58-60 
Artinya : Tidakkah kamu memikirkan keadaan air mani yang kamu pancarkan ( ke dalam rahim )? ( 58 ) Adakah kamu yang menciptakannya atau kami yang menciptakannya? ( 59 ) Kamilah yang menentukan kematian diantara kamu, dan Kami tidak sekali-kali dapat dikalahkan atau dilemahkan ( 60  ).

2 - Qidam

Allah s.w.t bersifatkan qadim maksudnya wujud Allah s.w.t tidak didahuli oleh tiada, jika sesuatu didahului oleh tiada maka sesuatu itu tidak boleh disebut tuhan.

Dalilnya :هو الأول وهو الآخر


Artinya : Dia-lah yang awal dan yang akhir ( al-Hadid 3 ).

Sifat ini banyak dikritik dari kalangan wahabi, mereka menganggap bahwa qadim bukan sifat Allah karena, terdapat di dalam al-Qur`an.

Tidak semestinya jika al-Qur`an tidak menggunakannya untuk sifat Allah berarti tidak boleh gunakan, selama maksud sifat itu terdapat didalam al-Qur`an dan telah menjadi istilah yang di terima oleh ulama maka sifat itu boleh digunakan, sebab Imam Abu Hanifah, Imam Tohawi dan lain-lainnya juga menggunakan kalimat ini.

Sifat qidam juga telah di riwayatkan di Imam Ibnu Majah, Imam al-Hakim didalam Mustadrak, juga terdapat didalam sunan Ab Daud.

3 - Baqa :Wajib abgi Allah bersifat baqa` yang berarti tetap tidak diakhiri dengan kematian, Allah berfirman

ويبقى وجه ربك ذو الجلال والإكرام

Artinya : Dan kekallah Zat Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliyaan. ( ar-Rahman 27 ).

4 - مخالفة للحوادث
Sifat ini merupakan sefat yang paling penting di fahami oleh umat islam, bahwa segala sifat, perbuatan, dan prilaku yang baharu tidak boleh disamakan  kepada Zat, sifat, perbuatan Allah, barang siapa yang mengingkari sifat ini maka dia telah keluar dari agama islam, jadi Allah tidak sama dengan makhluk-makhluknya.

Firman Allah :  ليس كمثله شيئ وهو السميع البصير

Artinya : Tiada sesuatupun yang sebanding (serupa ) dengan ( Zat , sifat, perbuatan ),Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat (as-Syura 11 ).

Dan selanjutnya seluruh sifat-sifat yng telah ulama-ulama as-Sya`irah kemukaan didalan sifat dua puluh memiliki dalil-dalil yang jelas didalam al-Qur`an.


4 - Sifat Allah tidak hanya dua puluh kenapa mesti di batasi

Kita jawab : Asya`irah ketika membincang sifat dua puluh tidak pernah membataskan sifat-sifat Allah, bahkan mereka mengakui sifat-sifat Allah banyak, setiap sifat-sifat sempurana dan mulya itu adalah sifat Allah, orang yang mengatakan Asya`irah hanya mengajar sifat dua puluh saja membuktikan tidak pernah membaca buku-buku aqidah aliran ahlussunnah Asya`irah, coba lihat sebahagian kitab-kitab Asya`irah :

a - Matan as-Sanusiyyah : kitab ini dikarang oleh Imam Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Yusuf as-Sanusi yang meninggal dunia tahun 895 hijriyah, kitab ini merupakan kitab yang paling penting di kalangan Asya`irah, menadapat perhatan khusus dari kalangan ulama dan pelajar agama, sehingga menjadi rujukkan aqidah bagi Asya`irah sedunia.

didalamnya menyebutkan :

فمما يجب لمولانا جل وعز عشرون صفة

Artinya : Sebahagian sifat  yang wajib bagi Allah yang Mulia dan Tinggi adalah dua puluh sifat ( Matan Sanusia beserta Hasyiahnya Imam Bajuri :16 , terbitan Musthafa Halabi , 1374 - 1955 ) 

b - ad-Duru al-Farid Fi Aqa`idi Ahli Tauhid karangan Imam Ahmad bin Sayyid Abdurrahman an-Nahrawi

فمما يجب لله تعالى عشرون صفة واجبة

Artinya : Dan sebahadian dari sifat yang wajib bagi Allah adalah dua puluh sifat yang wajib (ad-Duru al-Farid Fi Aqa`idi Ahli Tauhid karangan Imam Ahmad bin Sayyid Abdurrahman an-Nahrawi beserta syarahnya Fathu al-Majid karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni : 5 , terbitan Musthafa al-Halabi cetakan terakhir 1373 -1954 ).

Perlu di ketahui bahwa lafaz ( من ) pada kalimat ini bermaksud ( لتبعيض ) artinya menunjukkan sebagian saja, dengan begitu sifat Allah banyak sekali, segala sifat yang patut, layak, dan mulia adalah sifat Allah, tetapi diantara sifat-sifat itu ada dua puluh sifat yang sanat perlu sekali di ketahui secara terperinci.

wallahu 'alam.

ANJURAN MEMPERINGATI MAULID NABI

DALIL-DALIL TENTANG MAULID :

1. Abu Bakar ash-Shiddiq
Telah berkata Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq: “Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham bagi menggalakkan bacaan Maulid Nabi saw., maka ia akan menjadi temanku di dalam syurga.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

2. Umar bin Khottob al-Furqon
Telah berkata Sayyidina ‘Umar: “Siapa yang membesarkan (memuliakan) majlis maulid Nabi saw. maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

3. Utsman bin ‘Affan Dzun-Nuraini
Telah berkata Sayyidina Utsman: “Siapa yang menafkahkan satu dirham untuk majlis membaca maulid Nabi saw. maka seolah-olah ia menyaksikan peperangan Badar dan Hunain” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

4. Ali bin Abi Tholib Karomallahu wajhah
Telah berkata ‘Ali : “Siapa yang membesarkan majlis maulid Nabi saw. dan karenanya diadakan majlis membaca maulid, maka dia tidak akan keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan masuk ke dalam syurga tanpa hisab”. (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

5. Syekh Hasan al-Bashri
Telah berkata Hasan Al-Bashri: “Aku suka seandainya aku mempunyai emas setinggi gunung Uhud, maka aku akan membelanjakannya untuk membaca maulid Nabi saw. (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

6. Syekh Junaid al-Baghdady
Telah berkata Junaid Al-Baghdadi semoga Allah mensucikan rahasianya: “Siapa yang menghadiri majlis maulid Nabi saw. dan membesarkan kedudukannya, maka sesungguhnya ia telah mencapai kekuatan iman”. (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

7. Syekh Ma’ruf al-Karkhy
Telah berkata Ma’ruf Al-Karkhi: “Siapa yang menyediakan makanan untuk majlis membaca maulid Nabi saw. mengumpulkan saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian yang baru, memasang bau yang wangi dan memakai wangi-wangian karena membesarkan kelahiran Nabi saw, niscaya Allah akan mengumpulkannya pada hari kiamat bersama kumpulan yang pertama di kalangan nabi-nabi dan dia berada di syurga yang teratas (Illiyyin)” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

8. Fakhruddin ar-Rozi
Telah berkata seorang yang unggul pada zamannya, Imam Fakhruddin Al-Razi: “Tidaklah seseorang yang membaca maulid Nabi saw ke atas garam atau gandum atau makanan yang lain, melainkan akan zahir keberkatan padanya, dan ...setiap sesuatu yang sampai kepadanya (dimasuki) dari makanan tersebut, maka makanan tersebut akan bergoncang dan tidak akan tetap sehingga Allah mengampunkan orang yang memakannya”.
“Sekirannya dibacakan maulid Nabi saw. ke atas air, maka orang yang meminum seteguk dari air tersebut akan masuk ke dalam hatinya seribu cahaya dan rahmat, akan keluar daripadanya seribu sifat dengki, penyakit dan tidak mati hati tersebut pada hari dimatikan hati-hati”.
“Siapa yang membaca maulid Nabi saw. pada suatu dirham yang ditempa dengan perak atau emas dan dicampurkan dirham tersebut dengan yang lainnya, maka akan jatuh ke atas dirham tersebut keberkatan, pemiliknya tidak akan fakir dan tidak akan kosong tangannya dengan keberkatan Nabi saw.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

9. Imam as-Syafii
Telah berkata Imam Asy-Syafi’i: “Siapa yang menghimpunkan saudaranya (sesama Islam) untuk mengadakan majlis maulid Nabi saw., menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan, dan dia menjadi sebab dibaca maulid Nabi saw. itu, maka dia akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat bersama ahli siddiqin (orang-orang yang benar), syuhada’ dan solihin serta berada di dalam syurga-syurga Na’im.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

10. as-Sary as-Saqothy
Telah berkata As-Sariyy As-Saqothi: “Siapa yang pergi ke suatu tempat yang dibacakan di dalamnya maulid Nabi saw. maka sesungguhnya ia telah pergi ke satu taman dari taman-taman syurga, karena tidaklah ia menuju ke tempat-tempat tersebut melainkan lantaran kerana cintanya kepada Nabi saw. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda: “Sesiapa yang mecintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam syurga.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

11. Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami
“Siapa yang hendak membesarkan maulid Nabi saw. maka cukuplah disebutkan sekedar
ini saja akan kelebihannya. Bagi siapa yang tidak ada di hatinya hasrat untuk membesarkan maulid Nabi saw. sekiranya dipenuhi dunia ini dengan pujian ke atasnya, tetap juga hatinya tidak akan tergerak untuk mencintai Nabi saw. Semoga Allah menjadikan kami dan kalian di kalangan orang yang membesarkan dan memuliakannya dan mengetahui kadar kedudukan Baginda saw. serta menjadi orang yang teristimewa di kalangan orang-orang yang teristimewa di dalam mencintai dan mengikutinya. Aamiin, wahai Tuhan sekalian alam. Semoga Allah melimpahkan rahmat atas penghulu kami Nabi Muhammad saw. keluarganya dan sahabat-sahabatnya sekalian hingga Hari Kemudian.”

Jumat, 04 Maret 2011

NUR MUHAMMAD

Pokok dari ajaran agama adalah mengajarkan kepada ummatnya tentang bagaimana berhubungan dengan Tuhan, cara mengenal-Nya dengan sebenar-benar kenal yang di istilahkan dengan makrifat, kemudian baru menyembah-Nya dengan benar pula. Apakah agama Islam, Kristen, Hindu dan lain-lain, semuanya mengajarkan ajaran pokok ini yaitu bagaimana seseorang bisa sampai kehadirat-Nya. Karena itu pula Allah SWT menurunkan para nabi/Rasul untuk menyampaikan metodologi cara berhubungan dengan-Nya, tidak cukup satu Nabi, Allah SWT menurunkan ribuan Nabi untuk meluruskan kembali jalan yang kadangkala terjadi penyimpangan seiring berjalannya waktu.

Nabi Adam as setelah terusir dari syurga bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun bertobat kepada Allah SWT tidak diampuni, setelah Beliau berwasilah (teknik bermunajat) kepada Nur Muhammad barulah dosa-dosa Beliau diampuni oleh Allah SWT, artinya Allah mengampuni Adam as bukan karena ibadahnya akan tetapi karena ada faktor tak terhingga yang bisa menyambungkan ibadah beliau kepada pemilik bumi dan langit. Lewat faktor tak terhingga itulah maka seluruh permohonan Nabi Adam as sampai kehadirat Allah SWT. Faktor tak terhingga itu adalah Nur Muhammad yang merupakan pancaran dari Nur Allah yang berasal dari sisi-Nya, tidak ada satu unsurpun bisa sampai kepada matahari karena semua akan terbakar musnah kecuali unsur dia sendiri yaitu cahayanya, begitupulah dengan Allah SWT, tidak mungkin bisa sampai kehadirat-Nya kalau bukan melalui cahaya-Nya

Nur Muhammad adalah pancaran Nur Allah yang diberikan kepada Para Nabi mulai dari Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad SAW, dititipkan dalam dada para Nabi dan Rasul sebagai conductor yang menyalurkan energi Ketuhanan Yang Maha Dasyat dan Maha Hebat. Dengan penyaluran yang sempurna itu pula yang membuat nabi Musa bisa membelah laut, Nabi Isa menghidupkan orang mati dan Para nabi menunjukkan mukjizatnya serta para wali menunjukkan kekeramatannya. Karena Nur Muhammad itu pula yang menyebabkan wajah Nabi Muhammad SAW tidak bisa diserupai oleh syetan.

Setelah Rasulullah SAW wafat apakah Nur Muhammad itu ikut hilang?

Tidak! Nur tersebut diteruskan kepada Saidina Abu Bakar Siddiq ra sebagai sahabat Beliau yang utama sebagaimana sabda Nabi:

“ Tidak melebih Abu Bakar dari kamu sekalian dengan karena banyak shalat dan banyak puasa, tetapi (melebihi ia akan kamu) karena ada sesuatu (rahasia) yang tersimpan pada dadanya”

Pada kesempatan yang lain Rasulullah bersabda pula :
“Tidak ada sesuatupun yang dicurahkan Allah ke dadaku, melainkan seluruhnya kutumpahkan pula ke dada Abu Bakar Siddiq”.

Nur Muhammad akan terus berlanjut hingga akhir zaman, dan Nur itu pula yang terdapat dalam diri seorang Mursyid yang Kamil Mukamil yang wajahnya juga tidak bisa diserupai oleh syetan. Memandang wajah Mursyid hakikatnya adalah memandang Nur Muhammad dan sudah pasti memandang Nur Allah SWT.

Nabi SAW bersabda :

La yadhulunara muslimun ra-ani wal man ra-a man ra-ani wala man ra-a man ra-ani ai walau bisab’ina wasithah, fainnahum khulafa-li fi tablighi wal irsyadi, inistaqamu ala syarii’ati.


“Tidak akan masuk neraka seorang muslim yang melihat aku dan tidak juga (akan masuk neraka) yang melihat orang yang telah melihat aku, dan tidak juga (akan masuk neraka) orang yang melihat orang yang telah melihat aku, sekalipun dengan 70 wasithah (lapisan/antara). Sesungguhnya mereka itu adalah para khalifahku dalam menyampaikan (islam/sunahku) mengasuh dan mendidik (orang ramai), sekiranya mereka itu tetap istiqamah didalam syari’atku” (H.R. Al – Khatib bin Abd.Rahman bin Uqbah).

Makna melihat dalam hadist di atas bukan dalam pengertian melihat secara umum, karena kalau kita maknai melihat itu dengan penglihatan biasa maka Abu Jahal dan musuh-musuh nabi juga melihat beliau akan tetapi tetap masuk Neraka. Melihat yang dimaksud adalah melihat Beliau sebagai sosok nabi yang menyalurkan Nur Allah kepada ummatnya, melihat dalam bentuk rabithah menggabungkan rohani kita dengan rohani beliau.

Darimana kita tahu seseorang itu pernah melihat Nabi dan bersambung sampai kepada Beliau? Kalau melihat dalam pengertian memandang secara awam maka para ahlul bait adalah orang-orang yang sudah pasti punya hubungan melihat karena mereka adalah keturunan Nabi.

Akan tetapi karena pengertian melihat itu lebih kepada rabitah atau hubungan berguru, maka yang paling di jamin punya hubungan melihat adalah Para Ahli Silsilah Thariqat yang saling sambung menyambung sampai kepada Rasulullah SAW.

Syukurlah bagi orang-orang yang telah menemukan seorang Guru Mursyid yang silsilahnya bersambung kepada Rasulullah SAW, yang selalu memberikan pencerahan dengan menyalurkan Nur Muhammad sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, bermohon atas namanya niscaya Allah SWT akan mengabulkan do’a dan dari Mursyid lah Firman Nafsani dari Allah terus berlajut dan tersampaikan kepada hamba-Nya yang telah mendapat petunjuk.

Barulah kita tahu kenapa memandang wajah Mursyid itu bisa mengubah akhlak manusia yang paling bejat sekalipun, karena dalam wajah Mursyid itu adalah pintu langsung kepada Allah SWT.

Nabi Adam as diampuni dosanya dengan ber wasilah kepada Nur Muhammad, apa mungkin dosa kita bisa terampuni tanpa Nur Muhammad?

Marilah kita memuliakan Guru Mursyid kita sebagai bhakti kasih kita kepadanya, dari Beliaulah Nur Muhammad itu tersalurkan sehingga bencana sehebat apapun dapat ditunda, sesungguhnya Guru Mursyid itu adalah Guru kita dari dunia sampai ke akhirat kelak, jangan kita dengarkan orang-orang yang melarang memuliakan Guru sebagai Ulama pewaris Nabi sesungguhnya ajaran demikian itu baru muncul di abad ke-18, muncul akibat keberhasilan orang orientalis menghancurkan Islam dari dalam.

Ingat pesan dari Nabi SAW yang mulia :
“Muliakanlah Ulama sesungguhnya mereka adalah pewaris pada nabi, barang siapa memuliakan mereka maka telah memuliakan Allah dan Rasul-Nya” (H.R. Al – Khatib Al – Baghdadi dari Jabir R.A.)

Syukur yang tak terhingga bagi orang-orang yang telah menemukan ulama pewaris Nabi, yang apabila memandang wajahnya sama dengan memandang Nur Muhammad, wajah yang tidak bisa diserupai oleh syetan, dengan wajah itu pula yang bisa menuntun kita dalam setiap ibadah, dalam kehidupan sehari-hari, wajah yang kekal abadi, wajah Nur Muhammad.


Alhamdulillahhirabbil ‘Alamin

Alif Laam Miim

Apa arti dari Alif Lam Mim, Ya Sin, Ha Mim, Nun, Qaf, dan surat yang permulaan ayatnya hanya terdiri dari huruf-huruf saja ?

Jawabannya adalah :

1. Merupakan huruf-huruf perangkai
Alif Lam Mim, Ya Sin, Ha Mim, dll dikenal dengan nama Al-Muqattat yakni huruf-huruf perangkai. Ada 29 huruf di dalam alfabet Arab (jika hamzah dan alif dipertimbangkan sebagai 2 huruf) dan ada 29 surat yang memiliki permulaan surat yang memiliki jenis ayat seperti ini (hanya huruf-huruf saja). Huruf-huruf tersebut kadang tunggal, kadang juga merupakan kombinasi dari dua huruf dan kadang merupakan kombinasi dari 3, 4, atau 5 huruf.



a. Tiga surat yang diawali oleh hanya satu huruf yakni :
(i) Surat Shad [38], diawali dengan huruf Shad
(ii) Surat Qaf [50], diawali dengan huruf Qaf
(iii) Surat Nun atau Qalam [68], diawali dengan huruf Nun

b. Sepuluh surat yang diawali oleh kombindasi dari 2 huruf yakni :
Tiga dari sepuluh hanya terjadi pada satu kalinya :
(i) Surat Taha [20], diawali oleh huruf Ta dan Ha
(ii) Surat An Naml [27], diawali oleh huruf Ta Sin
(iii) Surat Yasin [36], diawali oleh huruf Ya Sin

Awalan huruf Ha Mim terdapat pada 7 surat yakni dari surat 40 sampai surat 46 yakni :
(i) Surat Ghafir atau Al Mu'minun [40]
(ii) Surat Fussilat [41]
(iii) Surat Al Shura [42]
(iv) Surat Al Zukhruf [43]
(v) Surat Al Dukhan [44]
(vi) Surat Al Jathiyah [45]
(vii) Surat Al Ahqaf [46]

c. Ada tiga kombinadasi dari tiga huruf yang terdapat pada 14 surat
Alif Lam Mim terdapat pada 6 surat yakni :
(i) Surat Al Baqarah [2]
(ii) Surat Ali Imran [3]
(iii) Surat Al Ankabut [29]
(iv) Surat Ar Rum [30]
(v) Surat Luqman [31]
(vi) Surat Al Sajdah [32]

Alif Lam Ra terdapat pada 6 surat yakni mulai dari surat 10 sampai surat 15 :
(i) Surat Yunus [10]
(ii) Surat Hud [11]
(iii) Surat Yusuf [12]
(iv) Surat Al Rad [13]
(v) Surat Ibrahim [14]
(vi) Surat Al Hijr [15]

Ta Sin Mim terdapat pada dua surat yakni :
(i) Surat Al Shura [26]
(ii) Surat Al Qasas [28]

d. Kombinasi dari empat huruf terdapat pada dua surat yakni :
(i) Surat Al A'raf [7], diawali dengan huruf Alif Lam Mim Shad
(ii) Surat Al Anfal [8], diawali dengan huruf Alim Lam Mim Shad

e. Kombinasi dari lima huruf terdapat pada dua surat yakni :
(i) Surat Maryam [19] diawali dengan huruf Kaf Ha Ya 'Ain Shad
(ii) Surat Al Shura [42] diawali dengan huruf Ha Mim 'Ain Sin Qaf

Surat Al Shura [42] memiliki kombinasi ganda dari huruf-huruf perangkai tersebut ke dalam satu set dari dua huruf dan diikuti oleh satu set dari tiga huruf.

2. Arti dari huruf-huruf perangkai tersebut
Arti dan tujuan dari huruf-huruf tersebut tidaklah jelas. Ada beberapa penjelasan yang diberikan oleh sarjana-sarjana Muslim selama berabad-abad. Beberapa dari pendapat mereka adalah sebagai berikut :

* Huruf-huruf ini merupakan singkatan dari bebreapa kalimat. Sebagai contoh, Alif Lam Mim berarti Ana-Allahu-a'Laam atau Nun berarti Nur (cahaya), dan sebagainya
* Huruf-huruf tersebut bukanlah singkatan atau pelengkap tetapi merupakan simbol dan nama Allah atau yang relevan dengan itu
* Huruf-huruf tersebut digunakan sebagai pelengkap ritme irama pembacaan
* Huruf-huruf tersebut memiliki nilai numerik tertentu seperti halnya juga huruf-huruf yang kita kenal sekarang memiliki nilai numerik tertentu
* Huruf-huruf tersebut digunakan untuk mendapatkan perhatian dari pembacanya

Dan banyak lagi penjelasan-penjelasan yang didapat menurut banyak sarjana Islam.

3. Penjelasan terbaik pada huruf-huruf tersebut
Semua penjelasan yang telah diberikan oleh sarjana-sarjana Islam, salah satunya yang paling otentik dan juga didukung oleh tafsir berdasarkan Ibnu Kathir, Zamakshari, dan Ibnu Taimiyah adalah sebagai berikut :

Tubuh manusia terdiri dari elemen-elemen fundamental penyusun tubuh yang dapat ditemukan pada alam. Seperti halnya sperma dan debu sebagai elemen dasar dari pembentukan yang fundamental. Kemudian juga dikatakan bahwa manusia juga berasal darinya.

Kita semua dapat memiliki akses kepada elemen-elemen yang ditemukan di dalam tubuh manusia, dan menambahkan beberapa galon air, yang merupakan unsur utama pembentuk tubuh. Kita tahu elemen-elemen tersebut ada di dalam tubuh manusia tapi kemudian kita menjadi tidak tahu saat dihadapkan pada apa rahasia kehidupan.

Mirip dengan itu bahwa Al Quran memberitahu kepada mereka-mereka yang menolak ketuhanan Allah. Dikatakan bahwa Al Quran ini ada di dalam bahasa mereka yakni bahasa Arab. Al Quran berisi huruf-huruf yang sama dengan yang digunakan oleh bangsa Arab.

Bangsa Arab begitu membanggakan bahasa mereka pada saat itu dan kemudian menjadi tidak ada apa-apanya saat Al Quran diturunkan. Dengan huruf-huruf yang sama, Alif Lam Mim, Ya Sin, Ha Mim, dst., (dalam bahasa Indonesia analoginya seperti huruf A,B,C,D, dst) maka Al Quran menantang umat manusia untuk membuat sebuah surat yang mirip dengan yang ada dalam Al Quran dari sisi keindahan dan maknanya, jika mereka meragukan Al Quran.

Sebagai awal, Al Quran menantang kepada semua manusia dan jin untuk membuat yang serupa dengan Al Quran. Dan mereka semua tidak akan dapat membuatnya meskipun satu sama lain saling membantu. Tantangan ini dikatakan di dalam Surat Al Isra [17] ayat 88 dan di Surat Thur [52] ayat 34.

Kemudian Al Quran mengulangi tantangannya di dalam Surat Hud [11] ayat 13 dengan mengatakan bahwa cobalah buat sepuluh surat seperti yang ada di dalam Al Quran. Dan dalam Surat Yunus [10] ayat 38 dikatakan bahwa cobalah buat satu surat saja seperti yang ada di dalam Al Quran. Dan akhirnya tantangan termudahnya diberikan dalam surat Al Baqarah [2] ayat 23 dan 24.

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. “
(Surat Al Baqarah [2] ayat 23-24)

Untuk membandingkan kemampuan dari dua orang seniman, maka harus ada sebuah contoh dari materi yang dibandingkan sehingga performa mereka dapat dievaluasi ketika membuat hal yang sama. Materi utama dari bahasa Arab adalah huruf-huruf pembentuknya seperti Alif, Lam, Mim, Ya, Sin, Nun, Qaf, Shad, dst (sama seperti alfabet A,B,C,D,E,dst). Keajaiban bahasa di dalam Al Quran tidak akan dapat disangkal hanya karena Al Quran merupakan firman Allah, tetapi juga pada kenyataan bahwa meskipun disusun atau dibuat dengan huruf-huruf yang sama yang dipakai oleh bangsa Arab, Al Quran tidak akan dapat tertandingi.

Dan kenyataannya, hingga saat ini, baik muslim maupun non-muslim tidak pernah dapat menandingi Al Quran dari sisi tata bahasa, keindahan, maupun isi yang dikandung di dalamnya. Tantangan Al Quran tidak akan pernah bisa terjawab karena memang manusia dan jin (meskipun mereka saling membantu) tidak akan mampu mencapai pengetahuan Allah SWT.

Dalam bahasa manusia, seolah Allah ingin mengatakan kepada mereka-mereka yang ragu bahwa Al Quran bukanlah firman Allah seperti ini : "Hai manusia, aku baru menggunakan kombinasi huruf-huruf dari bahasa yang kalian pakai saja, tapi kalian sudah tidak mampu membuat yang sebanding dengan itu. Ayo buktikan, buatlah yang seperti Al Quran. Dan kalian tidak akan dapat membuatnya. Dulu, sekarang, dan sampai kapanpun, kalian tidak akan mampu.”.

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

wallahu 'alam

Ilmu Huruf dan Rahasianya

Di nukhilkan di dari kitab Syumusul Anwar, syamsul ma’arif. kitab Syarah Doa Jawsyan Kabir Berikut terceritakan betapa sulitnya beliau mendapatkan do’a ini. “Ketahuilah wahai saudaraku yang membaca dan menghapalkan setiap malaikat asma, maka apabila mati tubuhnya akan terjaga dari kerusakan”…Sesungguhnya ilmu ini penuh dengan keberkahan dan mustajab. Aku mencarinya do’a, teknik dan ijazah ini selama 5 tahun yang akhirnya kudapatkan do’a ini dari seorang Syeikh yang berasal dari Iraq tepatnya di kota Baghdad, kondisi rumah Syeikh ini secara fisik sangatlah dibawah minim namun keikhlasan dan ibadahnya kepaada ALLAH sangatlah luarbiasa, dan banyak sekali mengerjakan pekerjaan Khowariqul ‘Adah (Adat diluar kebiasaan Manusia ) Aku bertemu dengan Syeikh ini setelah aku ber Riyadhoh yang sangat panjang dan membahas didalam masalah ilmu dan berbagai macam ke ajaiban-ajaiban dan ke anehan yang muskyil terjadi.




HUDHURI WAL ISYRAQ (pengenalan tingkat rasa).

Dari Ibrahim bin Khuttab, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al Fadl, dari Abdullah bin Najiyah, dari Ahmad bin Badil Al Ayyamy, dari Amr bin Hamid hakim kota ad Dainur, dari Farat bin as Saib dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Abbas dan sanadnya Rosulullah SAW, ia berkata: “Segala sesuatu ada penjelasan (tafsir)nya yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya”.

Pertama: Bertitik dan tidak bertitik, menggambarkan nathiq (bicara) dan shamit (diam).

Kedua: Mengandung empat unsur, yaitu:
Unsur api: alif, haa’, tha’, shad, mim, fa’, syin.
Unsur udara: ba’, wawu, ya’, nun, shat, ta’, dha’.
Unsur air: jim, za’, kaf, sin, qaf, tsa’, zha’.
Unsur tanah: ha’, lam, ‘ain, ra’, kha’, ghain.

Ketiga: Dari segi kesendirian dan tidaknya, terbagi menjadi: mufradah, matsani dan matsalis. Mufradah adalah huruf-huruf Muqaththa’ah (yang terdapat di awal surat Al-Qur’an) seperti huruf alif, kaf, dan lam. Matsani seperti dal, dzal, sampai fa’ dan qaf. Matsalis seperti ba’ sampai kha’ dalam susunan Abatatsa. Dari sisi nuqthah (titik): ada yang satu, dua, dan yang tiga.

Keempat: Malfuzhi, masruri, dan malbubi. Malfuzhi adalah huruf yang dalam pelafazhan atau pengucapannya tidak sama antara huruf pertama dan huruf terakhir, misalnya alif dan jim.Masruri adalah huruf yang dalam pengucapannya sama antara huruf pertama dan huruf terakhir, misalnya mim, nun, dan wawu. Malbubi adalah huruf yang pengucapannya terdiri dari dua huruf, misalnya ba, ta; huruf ini juga disebut huruf ‘illiyyah.

Kelima: Mufashshalah dan Muwashshalah. Mufashshalah adalah huruf yang hanya bisa disambung dengan huruf sebelumnya, yaitu alif, wawu, dzal, ra’, za’, dan dal. Muwashshalah adalah huruf yang bisa disambung dengan huruf sebelum dan sesudahnya.
Keenam: Huruf cahaya dan huruf kegelapan. Huruf cahaya adalah: shat, ra’, alif, tha’, ‘ain, lam, ya’, ha’, qaf, nun, mim, sin, kaf, ha’. Yang semuanya terhimpun dalam kalimat:
Ketujuh: Huruf mudghamah (tersembunyi) dan muzhharah (nampak). Masing-masing berjumlah 14 sama dengan pembagian jumlah manzilah bulan. Yang nampak selalu berada di atas bumi, dan yang tersembunyi selalu berada di bawah bumi.
Huruf Mudghamah adalah huruf yang bila diawali (Al) bunyi Al-nya tidak nampak, misalnya Ra’ dan Dal. Huruf Muzhharah adalah huruf yang bila diawali (Al) bunyi Al-nya nampak, misalnya ba’, jim.
Resume:
• ABU JAD (aba adamu at ta’ah / Adam enggan taat dan bersikukuh untuk memakan buah pohon larangan),
• HAWAZUN (zalla fa hua minas samai wal ardl/ tereliminasi dari langit dan bumi),
• HATHIYYUN (hutthath ‘anhu khatayahu / Adam diampuni kesalahannya),
• KALAMUN (akalaminas syajarah wa munna `alaihi bit taubah/ memakan buah dari pohon larangan dan dianugerahi ampunan),
• SHA’AFADHUN (asha fa akhraja minan na’im ilan nakdy / ia berbuat maksiat sehingga Allah mengeluarkannya dari kenikmatan (surga) menuju kepayahan (dunia),
• QURAISIYAT (aqarra bidz dzanbi fa amanal ‘uqubah/ ia mengakui kesalahan- nya dan akhirnya selamat dari siksa).

Nilai hisab Huruf Arabic:
ﺍ:1; ﺏ:2 ;ﺕ:400 ; ﺙ:500; ﺝ:3; ﺡ:8; ﺥ:600; ﺩ:4; ﺫ:700; ﺭ:200; ﺯ:7 ;ﺱ:60;ﺵ:300; ﺹ:90; ﺾ:800; ﻁ:9; ﻅ:900; ﻉ:70; ﻍ:1000; ﻑ:80; ﻕ:100; ﻙ:20; ﻝ:30; ﻡ:40; ﻥ:50; ﻫ:5; ﻮ:6; ﻱ:10;

SANDI PEMBUKA HURUF KHODAM HURUF dan ASMA
Berikut adalah khodam malaikat huruf dan a’wannya serta khasiat yang berbeda-beda

SANDI PEMBUKA HURUF
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
AYYUHARRUHANI ALMUWAKKALI BIHARFIL ……( Titik di isi Huruf Yg anda inginkan ) SAALTUKA BIL LADZI KHOLAQOKA FA SAWWAKA FA ‘ADALAKA FI AYYI SUROTIN MA SYA A ROKABAKA AYYUHAS SAYYIDUL KAMILUL MUGTAROFU MIN BIHARI MA’ADINI JAWAHIRIL ASRORI WA YUNABI’U MALAKUTU JABARUTIL ANWARI ILLA MA AJABTANI WA ROFA’TAL HIJABA BAYNI WA BAYNAKA HATTA ANDZUROKA BI BASHORI WA ANTA TUKHOTIBUNI WA SAKHHIR LI A’WANAKA ……….
( Titik titik diisi nama MALAIKAT HURUF & A’wan ( Khodam pembantu Malaikat huruf ) Qosam ini berlaku bagi semua Huruf Hijaiyah)

ASMA MALAIKATUL HARFITS WA A’WANUL HARFITS
1. HURUF ALIF, MALAIKAT HURUF: HATHMAHTHOLQIYAAIL
A’WANNYA:
– HADHAYUNIN
– SYALHAMIDIN
– TOMKHOLASHIN
– BUKHLAYLAKHIN
2. HURUF BA, MALAIKAT HURUF: JAROMHAYAIL
A’WANNYA:
– KASYAMSYAKHIN
– HAYLAKHIN
– MAHALSYATHIN
3. HURUF JIM, MALAIKAT HURUF: TOLAQTOYAIL wa TOLQIYAIL
A’WANNYA:
– HADMAKHHALASYLAKHOKHIN
4. HURUF DAL, MALAIKAT HURUF: SAKAMHAYAIL
A’WANNYA:
– HALTOFIN
– MAHLALKHIN
– MAHLALKHIN
– SYAWIDIN
– SYASYALTOTIN
5 HURUF HA, MALAIKAT HURUF: AFROYAIL
A’WANNYA:
– DZABHATIN
– HAMKIKIN
– HASYTOYTO’IN
6 HURUF WAWU, MALAIKAT HURUF: TUNAYAIL
A’WANNYA:
– MAHDADUHIN
– SYALTAMUKHIN
– BAROKHIN
7. HURUF ZAY, MALAIKAT HURUF: ‘ALMASYYAIL
A’WANNYA:
– MA’ADROSYIN
– HATOTIMIN
– MAHATIN
8. HURUF HA, MALAIKAT HURUF: TOFYAIL
A’WANNYA:
– DAHLIKH
– KAMSYALAATOKHIN
9. HURUF THO, MALAIKAT HURUF: ASTOYAIL
A’WANNYA:
– SYAMHATIN
– MALSYAKHIN
– MALKHOSYIN
– TOMAHIN
10. HURUF YA, MALAIKAT HURUF: HARDAQIL
A’WANNYA:
– DAMGIGIN
– HALHAFIN
– SYAWIYADKHIN

Untuk mengamalkan satu huruf saja memerlukan proses, doa yang panjang dan berat. Khasiat Huruf:
Alif: menghilangkan kebodohan, menguatkan daya tangkap pikiran, mendamaikan orang, mahabah, membuka peti, menjaga harta, halimunan,dll.
Ba:Kemudahan rezeki, menyembuhkan penyakit, mahabbah,dll
Taa:menghilangkan dan mendatangkan hayalan yang mengyengsarakan dan mimpiburuk,dll
Tsaa: menghilangkan sakit panas, mahabbah, mempersatukan/memisahkan orang, dll
Jim:Menaikan derajat dan kewibawaan, mengangkat berat, dll
Ha:menekan musuh, agar kuat berjalan,dll
Khoo:memisahkan orang yang bersatu dalam kejahatan, dll
Dal :sakit panas, memudahkan orang melahirkan, membuka peti harta,dll
Dzaal:mahabbah, meredakan kemarahan,dll
Roo:mahabbah, memudahkan rejeki dan menolak kefakiran,dll

SANDI PENGUASAAN MALAIKAT HURUF (LANJUTAN)

Contoh:
Huruf ALIF
Sandi Pemanggil :
AJLIBU LI AL AKHBARO MINAL AQTORI WAK SYIF LI AL HUJUBA WAR FA’ LI AL ASTARO ANIL MAKNUNI.

Syarat:
1. Baca sandi pembuka huruf doa sebagai pembuka dan penutup 33x
2. Huruf Dibaca 1000x atau dan ditulis di telapak tangannya sebanyak 1000x, Posisi huruf Alif ada di saat Bulan turun ke Manazil Nuthu ( 10 April- 25 April ) setelah selesai menulis, tangannya di hadapkan pada langit sambil membaca Qosam yang menguasai pada huruf-huruf HizaiyahUntuk menggunakan Huruf Alif, setelah membaca Qosam di atas selanjutnya membaca :
3. Ryadoh puasa 21 hari

HURUF BA
Sandi Pemanggil :
AJLIB LI AL AKHBARO MINAL AQTORI WAK SYIF LI AL HUJUBA WAR FA’ LI AL ASTARO ANIL KUNUZI ALLIMNI AYYUHAR RUHANI SUN’ATAL HIKMATI.

Syarat:
1. Dibaca dan ditulis pada kertas berwarna hijau dengan tinta merah 1000x., setiap 33x di hadapkan ke baca Kunci pemanggilnya, Posisi Khodam di Manazil BATIN (25 April- 13 Mei)
2. Ryadhoh puasa 9hari

Fadhilah: para Khodam akan memberi tahu kepada anda tentang gudang harta qorun dan mengajarkan kepada anda Amaliyah Ilmu Hikmah.

SANDI PEMBUKA HURUF KHODAM MALAIKAT ASMA
Disarikan dari manuskript kitab Syumusul Anwar dan syamsul ma’arif serta pengalaman pribadi

Contoh:
SANDI ASMA’ AL-HAYYU

Al-Hayyu merupakan salah satu Asmaul A’dzom dari Asmaul Husna yang Alloh S.W.T mewakilkan pada Asma’ Al-Hayyu seorang Khodam yang bernama DARDAYAIL A.S DAN HAHTHOYA’IL AS memimpin 4 pasukan malaikat dan setiap 1 malaikt memimpin 17500 pasukan dan keseluruhan terdiri 70.000 balatentara pasukan langit dari golongan Malaikat Ruhanny yang sangat di taati luar biasa oleh para Jin Ifrit yang kabur dari kekuasaan Nabi Sulaiman A.S. Adapun tata cara Dipercaya dan diberikan kelebihan dengan Asma tersebut oleh Khodam Malaikat Asma yang di beri kepercayaan pleh Allah ini sebagai berikut :

1. Berpuasa 48 hari dari makanan yg bernyawa
2. Memakai Wangi-Wangian Yg bagus (tidak di tentukan Jenisnya)
3. Senantiasa menjaga Wudhu
4. Membaca YA HAYYU tiap siang dan malam masing2 18000 x
5. Waktu kosongnya di isi dengan membaca Sholawat

SANDI PEMBUKA ASMA:
Yaa hayyu antaldzii bisathtalhayaata fiil afa qi wa akmalta asroo roanbiyaa’ika ’alaal ithlaqi wasamahaka ahlal mahabbati fii yaumit-talaqi wa ahyita hayaa, tath-thul-labi bihayaati ma’rifatika wa amlik nufuusal ’ushooti bigholabati sulthooni sathwatika wa aj rojat nabiy-yika wa alaitahu darojata’illiyyina waqqou tahu biakh dzi nawa shil’alamiina wakhoshoshtahu bismil hayyil fii amkanit-tamkiiin.

Setelah sempurna 48 hari maka akan nampak dengan jelas dihadapan anda satu pasukan dari bala tentara Jin Mu’min yang di pimpin oleh seorang Khodam Jin yang di kepalanya terlilit Ular yang sangat besar, kemudian Ular tersebut mengucapkan salam pada anda balaslah salamnya dan janganlah anda takut darinya karena dia hanyalah Jin, Setelah itu Bala tentara jin tersebut hilang lalu nampaklah dengan jelas di hadapan anda bala tentara dari golongan Ruhanny telah memenuhi Ufuq dan tempat anda berkholewat, bala tentara tersebut disertai rajanya yaitu Sayyid Dardayail A.S yang menunggangi se ekor Unta berwarna merah dengan berpakaian serba Hijau , Maka di tancapkanlah Kursi untuknya yang terbuat dari Emas kemudian duduk lalu mengucapkan salam kepada anda, maka balaslah salamnya, kemudian Dia bertanya pada anda ” Apa yang menjadi hajatmu “, Katakanlah padanya ” Aku menginginkan engkau membantuku di dalam hal Melipat Bumi ( Saefi Angin ), Terbang di udara, Berjalan di Atas Air, Menarik Makanan & Minuman, Menarik Uang, Maka Khodam tersebut memberikan sebuah batu ( di dalam kitab tidak disebutkan Warna dan Jenisnya ), Yang apabila anda dekatkan batu tersebut pada Api Maka wakil dari Khodam Sayyid Dardayail (Hahthoyail dengan wajah yang sama dengan sayyid Dardayail) akan hadir dan melaksanakan apa-apa yang menjadi hajat anda sesuai permintaan anda di atas.

SANDI ASMA YAA MUHAMMAD
Yaa Muhammad merupakan salah satu Asmaul dari Rosulullah SAW dan Allah mewakilkan pula asma ini kepada Khodam malaikat yang bernama DARDAYAIL A.S, terdiri dari 4 pasukan utama dan setaip kepala pasukan utama memimpin 70.000 balatentara pasukan langit dari golongan Malaikat Ruhannya. Tata caranya:
1. Berpuasa 70 hari dari makanan yg bernyawa
2. Memakai Wangi-Wangian Yg bagus (tidak di tentukan Jenisnya)Senantiasa menjaga Wudhu
3. Membaca YA MUHAMMAD tiap siang dan malam masing2 70-700-7000x
4. setiap 10 baca simpul pembuka khadamnya 1x
5. Waktu kosongnya di isi dengan membaca Sholawat

Berkit Doa Sandi Penguasaannya:
Asl’aluka yanuurul anwarila huutiyyati kablad-duhuuri wal ajmani alfaniyatil ja-wahiril fa’ali bila mtsalin alqudusu thohirul’aliiyul kahirulladzi bihi makanun wala yasytabihu ’alaihi jamanun biikuunil amkinati wal ajimani wal aukati tabarokta’anjauharil anwarillahuu tiyyati kablal ajaliyyatish-shamadiy yati tarob ba albisni minka hayatal arwakhir rru khaniyyatil mutash shifati bil kuwwatil ulyash shifatul lati lahaya khiiliku yaman yaroo wa ayuroo min adhmikudrotika falatu thiikul karubiyyuna tarfa’u wujuuhahum min hijbi nurika.
Allahumma ya adhimu bihaqqi lau anjalna hadzal qur’ana ’ala jabalin laro aitahu khasyi’an mutashaddi’an min khasyatillahi wa tilkal amtsalu nadhri buhannasi la’allahum yatakkauuna tar fa’dzikrii wa as aluka bi aw walid-daikuu miyyati bi ’adhimi qudrotil uluu luuhiyyati wabisathwatir-rubuu biyyati antukhallishani min bahri haadzihil khaliikatil faniyati watu thal-li’ini ’ala asroril khafiyyati’anil barroyatil mutasfash-shili biha’alaa ’ibadikal mardhiyatith thalibiina darol baka’it tarikina darol fana’il muja nisiina lilar wahith thairti.
Allahummashrif ’annil amridhal faniyata bibadii’i qudrotika wa’adhiimi syanika wanuuri wajmaifii quduusi anwarika wa afridnii ma’al afroni wa a’shimni min mukaro natil afrodi wa musya rokatil adh diwa ath lii’ni’alal latho’ifil khafiyyati ya man yaridu bil baqo’il wal kibri ya’i ya’aliin muta’ali wa awwalil awwaliina innaka ’alaakulii syai’in qodir, wahuwallahul khaikul barii’ul mushawwiru lahu asmaul khusna yusabbihu lahu mafiis samaawati wal ardhi wahuwal ajiijul hakiim

Setelah sempurna 70 hari maka akan nampak dengan jelas dihadapan anda satu pasukan dari bala tentara Jin Mu’min dari golongan Ruhanny telah memenuhi Ufuq timur sampai barat di tempat anda berkholewat, bala tentara tersebut disertai rajanya yaitu Sayyid Dardayail A.S yang menunggangi se ekor Unta berwarna merah dengan berpakaian serba Hijau , Maka di tancapkanlah Kursi untuknya yang terbuat dari Emas kemudian duduk lalu mengucapkan salam kepada anda, maka balaslah salamnya, kemudian Dia bertanya pada anda ” Apa yang menjadi hajatmu “, Katakanlah padanya ” Aku menginginkan engkau membantuku di dalam hal Melipat Bumi ( Saefi Angin ), Terbang di udara, Berjalan di Atas Air, Menarik Makanan & Minuman, Menarik Uang, Maka Khodam tersebut memberikan sebuah Cincin pasukan Khodam Sayyid Dardayail akan hadir dan melaksanakan apa-apa yang menjadi hajat anda sesuai permintaan anda di atas.

terimakasih atas kesediaan sadulur semua dan ki wongalus
@@@

HIRZUL YAMANI (menurut versi orang kebanyakan)

Berikut adalah petikan Hirzul Yaman versi kalangan pesantren di Indonesia, sedangkan berdasarkan versi aslinya ini adalah Hirz Ihtishom/Hisrar (penjagaan) setingkat dengan HIJIB HIFIZ namun fungsinya lebih kearah untuk perang, untuk semua Ilmu khususnya ilmu Saefi..dalam kata lain Hirz ini adalah sistem pola dan volume berat energi yang sangat kuat dan sehingga termasuk tataran tinggi.. Hirzul Yaman dan saefi Hirzul Yaman Bil alfi muubarokah sangat panjang sekali….

Fadilah/Keampuhannya:
1. Menjaga, menarik dan menghancurkan Jin jahat tingkat tinggi
2. Jin & Khodam Ilmu tinggi apapun terkecuali Saefi, pusaka beryoni tinggi akan luntur bila berhadapan dengan pemilik Hirz ini, oleh karena itu tisak dapat digunakan mengambil pusaka, karena Kodam penunggu dan pusaka tersebut akan menghindar dari pemilik Hirz ini (bukan terbakar namun sangat menghargai), terkecuali dipanggil
3. Mata setajam sembilu dan punya wibawa sangat tinggi
4. Tahan bacok, senjata api, di tahap pertengahan akan tahan:bom, racun, dilempar dari udara 1000m tetep hidup (pengamal sampai tahap pertengahan adalah sersan dari salah satu korps TNI-AD dan masih hidup hingga kini”dirahasiakan”)
5. Mencegah dan menghancurkan santet, gendam, hipnotis apapun (kebal Santet)
6. Pemilik Hirz terlindungi oleh ratusan khodam malaikat tingkat tinggi
7. Menghancurkan usaha pemilik pesugihan
8. Bila sudah tinggi/tahap puncak, sekali bentak orang disekitar muntah darah dari 9 lubang
9. Masih banyak lagil……..

VERSI PERSIA DAN SYAIKH ABDUL QODIR JAELANII (1) –
PARA ULAMA
sanadnya sampai SULAIMAN AS,
Rapalan:
Bismillahirohmannirohim.
‘Azamtu ‘alaikum yaa shhaabas sihri wal waswaasi wa’tashamtu bikaa (yaa Allahu 3x). Bihaqqil hadhiri wa-Ilyaasa, wabihaqqi (Kaahiijin 3x; Mahiijin 3x; Kaahai-kahjin 3x; Mahjuujin 3x; Marmahjuujin 3x; Matjuu-in 3x), wabihaqqi (Aijin 3x; jarin 3x), wabihaqqi (Haamuu-in 3x; Haajin 3x; Ajiirin 3x; Injaasin 3x; Mahmaahuu-in 3x; Wanuuhin 3x). Wa’tashamtu bika min syarril jini wal insi wahamazaatisy-syayaathiini wa-atbaa’ihim wa-a’udzubika min kulli balaa-in, wa bihaqqi Danil, Ali, wabihaqqi (Ayujin 3x; Darasin 3x, Wanawaarasin 3x), wabihaqqi (Ahyan 3x; Saraahiyan 3x Aduunaniyan 3x), ashbaa-ut wa bihaqqi azhamatikal jaliilati (ya allahu 3x) ihfazhnii min jamii’il balaa-I wal aafaati bihaqqi ‘Isa, wa Muusaa wa bihaqqi Idriisa wa Syiits wa bihaqqi Sayyidina Muhammadin SAW. Yaman la bidaayata walaa nihaayaata. Wa’tashamtu bika min syarril jinni wal insi bisrri qiraa-atis saiki fastajib du’aa-ii ya ghiyaatsul mustghitsiin. (Aghitsnii 3x) yaa man laisa kamitslihii syai-un wahuwas samii’ul’aliim. Wayaa ni’mal maulaa wayaa ni’man nashiir. Birohmatika yaa arhamar raahimiin.Washallalaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihii washahbihii wasallam. Walhamdu lillahi rabbil ‘aalamin.

VERSI ARAB DAN PERSIA:ROSULULLAH SAW-ALI BIN ABI THALIB DAN SYAIKH ABDUL QODIR JAELANII (2)

BISMILLAHIRROHMANIRROHIMI
AQSAMTU BIKA YA ALLOHU YA ALLOHU YA ALLOHU BI HAQQIL KHUDRI WA ILYASA WA BIHAQQI KAHYAJA MAHYAJA KAHKAHYAJA HAWAJAWAJA MAROKHOWAKHO MARMAKHOWAKHO MAHMAJAWAGHO BI HAQQI AYAKHO ZAJARO ROHAYAMAWAGHO TOFA’AJA AZROL JASA WA BIHAQQI ADAMA WA NUHIN WA I’TASOMTU BIKA MINAL JINNI WAL INSI WAL AHROMANI WAS SYATINI WAL JUNUDI WAL ATBA’I WA MIN KULLI AFATIN WA ‘AHATIN WA I’TASOMTU BIKA MIN KULLI BALAIN BI HURMATI DANIYALA WA BIHAQQI AYAKHO AYAKHO WA BI HAQQI PUNUROS FUNUROS WA BIHAQQI AHYAN SYARO HIYAN ASBAUTI ALI SYADAYA WA BIHAQQI ‘ADZOMATIKA YA ALLOHU YA ALLOHU YA ALLOHU IHFADZNI MINAL BALAI WAL AFATI WAL ‘AHATI WA BIHAQQI MUSA WA ISA WA BIHURMATI DAWUUDA WA ZAKARIYYA WA BI HURMATI ISMAILA WA YAHYA WA BIHURMATI IDRISA WA SYIS WA BIHURMATI MUHAMMADIN SOLLALLOHU ALAIHI WASALLAM TAWAKKALTU ALAL HAYYIL LADZI LA BIDAYATA LAHU WA I’TASOMTU BIKA MINAL JINNI WAL INSI BI QIROATIS SAYFI WAS TAJIB DU’AII YA GIYASAL MUSTAGISINA AGISNI YA MAN LAYSA KA MISLIHI SAYUN WA HUWAS SAMI’UL BASIRU HASBIYALLOHU WA NI’MAL WAKILU NI’MAL MAULA WA NIMAN NASIRU WA SOLLALLLOHU ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ALIHI WA SOHBIHI AJMA’IINA ALLOHUMMA INNAKA QULTA WA QOULUKAL HAQQU UD ‘UUNI ASTAJIB LAKUM WA INNAKA LA TUKHLIFUL MI’ADA YA LATIFU AGISNI WA ADRIKNI BI KHOFIYYI LUTFIKAL KHOFIYYI ILAHI KAFA ILMUKA ANIL MAQOLI WA KAFA KAROMUKA ANIS SUALI ALLOHUMMA TA FADDOL ALAYYA WA AHSIN ILAYYA WA KUN LI WA LA TAKUN ALAYYA .

Syarat:
1. Bidayat (permulaan):
a. Bidayat 1:
– Mandi jamas (keramas) pada hari sebelum puasa
– Puasa Mutih/niis selama 7 – 21 – 41 –120 (Final Mukasyafah & Musahadah)
b. Bidayat 2:
– Mandi jamas (keramas) 7 guyuran 7 ember setelah salat magrib
– Dilakukan tanpa puasa selama 49 – 300 hari makan-makanan yang tidak bernyawa (Final Mukasyafah & Musahadah)
2. Wasa’ith (perantara):
– Sesudah mandi & mau puasa baca tawasul dulu untuk rosul, malaikat, sahabat, auliya, penulis kitab hikmah, ijazah, khomdam(bila tahu), orang tua, diri sendiri, muslimin & muslimat.
3. Nihayat (kesudahan) & Riyadhoh (latihan), Mujahadah (perjuangan):
a. Nihayat, Riyadhoh, Mujahadah (1):
– Shalat taubat 2 rakaat
– Shalat hajat 4 rakaat
– baca tawasul dulu untuk rosul, malaikat, sahabat, auliya, penulis kitab hikmah, ijazah, khodam(bila tahu), orang tua, diri sendiri, muslimin & muslimat.
– Rapalan dibaca setelah salat wajib minimal 21x, maghrib & Isya 41x, salat Hajat 101-170-313
b. Nihayat, Riyadhoh, Mujahadah (2):
– Shalat taubat 2 rakaat
– Shalat hajat 4 rakaat
– baca tawasul dulu untuk rosul, malaikat, sahabat, auliya, penulis kitab hikmah, ijazah, khomdam(bila tahu), orang tua, diri sendiri, muslimin & muslimat.
– Rapalan dibaca setelah salat wajib minimal 21x, maghrib & Isya 41x, salat Hajat 101-170-313
4. Takammul (mengenal), mukasyafah (pengungkapan):
Khodam:
1. Jumlah:
a. Jumlah Khodam Kepala: 20 khodam Utama
b. Jumlah Khodam Kepala Divisi dari 5 Divisi: 105 khodam
c. Jumlah Khodam dari Semua Divisi: 525 khodam
d. Jumlah Total Khodam 651
5. Mukasyafah (pengungkapan) & Musyahadah (penyaksian):
(rahasia)
@@@

ASMA KHIDIR AS.

Berdasarkan Harapan saudara sekalian maka saya coba ampilkan asma Khidir berbagai versi berdasarkan perjalan ruhani dari berbagai versi dan sesaui dengan manuscrip kuno ASMA’IAN WAR RUH, sedangkan fadilahnya sama dengan ASR…

Versi Suryani Ibroni: Ya tankafilu bihaqi khosy-yan-wadza
Versi Arabic: ya hayyu hiyna lahayya fi dayumumatu mulkihi wa biqo’ihi
Versi Mesir Kuno: TSAMIAKH, EMO’IAHA, AMIAL, MAKBAL, AMO’II, ZAZII’AN, MAI-PHIAT, ZAQROTH, TENDAK, FULAMAH

Keterangan:
Dibaca 2999x, minimal 29x, digunakan 9x, sama sesuai dengan asma ASR

Rahasia dari Segala Rahasia Kehidupan

Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam
Dan, menjelang fajar mereka mohon ampunan
Allah memandu kepada cahaya-Nya
Siapa yang Dia kehendaki

Demikian salah satu bait-bait syair yang terdapat dalam kitab Sirr al-Asrar wa Muzhhir al-Anwar fi ma Yahtaju Ilayhi al-Abrar (Rahasia dari Segala Rahasia Kehidupan) karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani, seorang sufi terkemuka.

Kitab ini menjelaskan tentang dasar-dasar ajaran Islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, berdasarkan sudut pandang sufistik (tasawuf). Di dalamnya, terdapat 24 bab yang didasarkan pada 24 huruf dalam kalimat syahadat (Asyhadu an laa Ilaaha Illa Allah wa Asyahadu annaa Muhammad Rasulullah) dan 24 jam dalam sehari semalam.

Kitab yang ditulis Syekh Abdul Qadir al-Jailani (ada pula yang menulisnya dengan Al-Jilani) ini dianggap sebagai jembatan yang mengantarkan pada tiga karyanya yang terkenal, yaitu Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq (Bekal para Pencari Kebenaran), Al-Fath al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani (Menyelami Samudra Hikmah), dan Futuh al-Ghayb (Penyingkapan Kegaiban).

Adapun metode pengajaran dan penyampaian yang digunakannya dalam kitab tersebut adalah metode bayani (penjelasan), yakni dengan menggunakan kata-kata yang tepat, ungkapan yang mudah, seimbang, dan jauh dari keruwetan.

Contohnya, ketika memberikan pengertian tentang iman, ia berkata, ''Kami yakin bahwa keimanan adalah pengucapan dengan lisan, pembenaran dengan hati, dan pelaksanaan dengan anggota badan. Bertambah dengan ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan, menguat dengan ilmu, melemah dengan kebodohan, dan timbul karena adanya taufik.''

24 Rahasia
Sesuai dengan namanya, yaitu Sirr al-Asrar (Rahasia dari Segala Rahasia Kehidupan), setidaknya terdapat 24 macam rahasia yang diungkapkan Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab ini.

Pertama, pembahasan ini dimulai dengan keberadaan manusia yang dilihat dari sudut pandang jiwa dan raga. Secara umum, manusia mempunyai ciri-ciri fisik yang hampir sama. Tapi, dari sisi jiwa, setiap orang berbeda-beda. Karena itu, perlu penjelasan yang lebih khusus, yakni sebuah kaidah tentang jalan menapaki satu tingkatan ke tingkatan lainnya, untuk mencapai alam ilmu, sebagai tingkatan tertinggi.

Ia mendasarkan hal tersebut pada sebuah hadis, ''Ada satu tingkatan yang di dalamnya semua dan segala sesuatu dihimpun, yaitu makrifat ilmu.'' Kemudian, ia memperkuat argumentasinya dengan beberapa hadis lain. ''Tafakur sesaat lebih utama daripada ibadah setahun.'' Atau, ''Sesaat tafakur lebih utama daripada ibadah seribu tahun.''

Kedua, ia mengatakan bahwa jalan pertama menuju kesempurnaan adalah tobat. Seperti disebutkan dalam Alquran, ''Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.'' (QS al-Baqarah [2]: 222).

Lalu, diperkuat dan diperjelas lagi dengan ayat lain. ''Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; Maka itu, kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS al-Furqan [25]: 70).

Ketiga, tentang zakat dan sedekah. Syekh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan bahwa segala sesuatu yang diberikan sebagai zakat, akan melalui tangan Allah sebelum sampai kepada kaum fakir. Karena itu, tujuan zakat tidak semata-mata untuk membantu kaum fakir, karena Allah Maha Mengetahui semua kebutuhan, termasuk kebutuhan kaum fakir.

Menurut Abdul Qadir, tujuan zakat sejatinya adalah agar niat seorang yang berzakat diterima oleh Allah. Ia mengutip firman Allah SWT, ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan, apa saja yang kamu nafkahkan. Maka, sesungguhnya Allah mengetahuinya.'' (QS Ali Imran [3]: 62).

Keempat, Syekh Abdul Qadir membagi puasa menjadi dua, puasa lahir dan puasa batin. Puasa lahir dibatasi oleh waktu, dengan menjauhi makan, minum, dan hubungan seks, dari fajar hingga tenggelam matahari. Sedangkan puasa batin dijalani selama-lamanya, selama hidup di dunia hingga kehidupan di akhirat, dengan menjaga semua indra dan pikiran dari segala yang diharamkan. Inilah puasa yang sejati.

Ia mengutip hadis, ''Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan. Satu kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan lainnya saat ia melihat Allah (makrifat).''

Syekh Abdul Qadir yang juga dijuluki sebagai 'Penghulu Para Auliya' ini mengupas tentang aspek lahir dan batin dari shalat dan ibadah haji. Memberi panduan zikir, wirid, dan berkhalwat. Menyingkap hakikat kebahagiaan, penderitaan, dan penyucian jiwa. Menganjurkan perang melawan hawa nafsu dan melihat hakikat Ilahi, hingga meraih maqam penyaksian (musyahadah).

Syekh Abdul Qadir al-Jailani telah menggambarkan secara lengkap tentang tasawuf yang memadukan antara ilmu syariat, yang didasarkaan pada Alquran dan sunah melalui penerapan praktis dengan keharusan untuk menghayati hakikat serta manfaat dari diterapkannya syariat.

Jadi, tasawuf yang dirumuskannya jauh dari paham-paham yang mengatakan bahwa setelah seseorang mencapai tingkat hakikat, sudah tidak dibutuhkan lagi syariat.

Dengan kata lain, kajian ini mengajak setiap Mukmin untuk berpindah dari iman yang baru sampai pada batasan rasio dan teori (iman aqli), kepada iman yang sudah sampai pada tahapan penghayatan dan pendalaman (iman dzauq). Dan, dari kesadaran hati akan perbuatan dan sifat-sifat Allah (maqam fana) kepada pemahaman rohani akan zat-Nya (maqam baqa').

Dengan demikian, seorang Mukmin akan meraih hakikat kelembutan, mencapai keikhlasan, dan menghampiri Sang Kekasih Yang Mahasuci. Inilah rahasia dari segala rahasia kehidupan, yang baru diketahui sebagian rahasianya oleh Barat, dengan terbitnya buku The Secret yang fenomenal itu.

Kalau tidak boleh dibilang terpengaruh, spiritualitas di Barat sebenarnya jauh tertinggal dengan spiritualitas di dunia Islam, karena kitab Sirr al-Asrar dikarang jauh sebelum Barat mengungkapnya.